Brebes Waspada Virus LSD, 1.240 Ekor Sapi Terjangkit

BREBES, smpantura – Perternak sapi di Kabupaten Brebes kini waspada serangan Lumpy Skin Disease (LSD). Sebab, saat ini sebanyak 1.240 ekor ternak sapi di Kabupaten Brebes, terjangkit virus ini. Hal itu diketahui dari hasil temuan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Brebes sejak Februari hingga awal Mei 2023. Serangan virus LSD itu bisa sampai menyebabkan kematian pada ternak, jika tidak segera ditangani.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat DPKH Kabupaten Brebes, Budi Santosa mengungkapkan, virus LSD itu pertama kali ditemukan pada Februari 2023 lalu. Seiring berjalannya waktu, temuan ternak sapi yang terjangkit virus tersebut semakin meluas, dan kini tersebar di 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes.

“Dari 12 Februari hingga awal Mei ini, kami mencatat total sudah ada 1.240 ternak sapi yang terjangkit virus LSD,” ungkapnya, Rabu (3/5)

Menurut dia, virus LSD biasanya ditularkan oleh lalat, nyamuk dan caplak. Serangga penghisap darah tersebut mentransmisikan penyakit LSD dari satu individu ternak ke ternak lain. Untuk ternak yang terjangkit virus LSD, masa inkubasi antara 7 sampai 28 hari. Cara penularannya biasanya secara estafet. Yaitu, tergantung gigitan lalat atau serangga penggigit yang berpindah dair ternak satu ke ternak yang lain. virus LSD menyerang pada bagian kulit sapi berupa benjolan pada sekujur tubuh sapi. Benjolan tersebut jika pecah maka akan membuat tubuh sapi bolong-bolong atau berlubang. Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu. “Secara akumulasi jumlah kasusnya bertambah sejak 15 Februari lalu, namun sebagian besar sudah sembuh. Kematian akibat LSD secara teori hanya 7 persen,” terangnya.

BACA JUGA :  Karyawan RSUD Brebes Piknik ke Yogya Disorot

Lebih lanjut dia mengatakan, dari 17 kecamatan yang ada di Brebes, jumlah ternak yang terjangkit virus LSD itu terbanyak di Bantarkawung, Larangan, Ketanggungan, Banjarharjo, Salem dan Bumiayu. Namun dengan pengobatan supportif vitamin, obat turun panas dan anti radang, virus tersebut bisa di antisipasi atau disembuhkan.”Untuk pengobatannya 1 sampai 3 kali, tergantung tingkat keparahan, dan akan sembuh apabila setelah 28 hari sejak diobati dan tidak lagi menunjukkan gejala,” pungkasnya. (T07_red)

Scroll to top
error: