BATANG, smpantura – Baru dibuka Rabu (5/2), jembatan darurat penghubung antara Dukuh Tampingan, Desa Tombo, Kecamatan Bandar dengan Dukuh Kemploko, Desa Kambangan, Kecamatan Blado sudah roboh paska hujan deras yang mengguyur Rabu sore. Jembatan darurat yang baru selesai pembuatannya tiga hari lalu ini oleh warga dibantu pihak Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) tidak kuat menahan derasnya air yang mengalir deras tadi sore.
Dengan putus atau rusaknya jembatan yang menghubungkan wilayah Kecamatan Bandar dan Blado tersebut membuat transportasi warga kesulitan. Selain itu juga mengganggu akses ekonomi dan pendidikan di wilayah tersebut.
”Akibat robohnya jembataran darurat ini maka membuat transportasi terganggu sebab jembatan ini menghubungkan antar dukuh, antar desa dan antar kecamatan di wilayah Kecamatan Bandar dan juga Blado,” ujar Camat Bandar Nasrudin saat meninjau kondisi Jembatan Tampingan bersama Kepala Bidang Prasarana Jalan dan Jembatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Batang Endro Suryono, Kamis (6/2).
Sebelumnya, jembatan tersebut telah rusak akibat terjangan air deras saat hujan besar beberapa waktu lalu. Oleh warga pihak PLTMH kemudian dibangun kembali dengan bersifat darurat. Konstruksi jembatan masih bersifat sederhana dimana kanan kirinya dibuat dari bambu. Jembatan darurat dibuat karena memang jembatan ini sangat strategis sebagai penghubung antar dukuh, desa dan kecamatan di wilayah Kecamatan Bandar dan Blado.
”Tadi dari DPUPR sudah melakukan peninjauan bersama saya. Rencananya dalam waktu dekat, jembatan ini akan ditangani menggunakan dana tidak terduga pemerintah daerah. Modelnya seperti jembatan gantung kemarin tapi lebih kokoh. Teknisnya nanti oleh DPUPR. Kalau yang permanen itu tidak mungkin saat ini, sebab butuh perencanaan dan anggaran yang matang,” jelasnya.
Nasrudin berharap, jembatan darurat bisa segera dibuat karena sangat dibutuhkan masyarakat. Selain soal transportasi, rusaknya jembatan ini juga memiliki dampak karena menjadi akses ekonomi dan pendidikan warga di dua kecamatan yaitu Bandar dan Blado. Jembatan ini selama ini juga digunakan sebagai transportasi pelajar dan guru guru di sekolah-sekolah yang ada di Bandar dan Blado.
”Dengan rusaknya jembatan tersebut, pelajar dan guru jadi memutar mencari jalan yang lebih jauh. Ini sangat mengganggu aktivitas pendidikan. Belum lagi dari sisi ekonomi warga. Kami berharap, jembatan bisa segera dibangun lagi agar aktivitas ekonomi dan pendikan bisa berjalan normal kembali. Kalaupun darurat dulu tidak apa-apa, yang penting segera dibikin,” kata Nasrudin. **