Transformasional Pemicu Budaya Inovatif di Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi menjadi media utama bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuanya dalam menghadapi tantangan serta permasalahan. Berdasarkan hal tersebut, pelayanan dan nilai yang diberikan perguruan tinggi menjadi tolak ukur kinerja dari lembaga pendidikan.

Alfian el al (2020), Perguruan Tinggi berbeda dengan perusahaan manufaktur yang mengandalkan kemampuan mesin-mesin industri, motor utama perguruan tinggi adalah sumber daya manusia (SDM). Supomo dan Nurhayati (2018), kegagalan atau keberhasilan organisasi dipengaruhi oleh SDM pada organisasi tersebut.

Perubahan zaman yang dinamis, membutuhkan kemampuan penyesuaian diri dalam pembentukan atas proses dan menghasilkan produk. Perubahan dan perkembangan yang terjadi, dipersiapkan manajemen agar organisasi dapat berjalan dan berkembang dengan baik. SDM pada perguruan tinggi dipersiapkan oleh manajemen dalam menghadapi perubahan yang berasal dari luar atau dari dalam organisasi.

Peningkatan kemampuan SDM harus dilakukan oleh manajemen guna menghadapi perubahan yang ada. Inovasi merupakan faktor penting dari keberhasilan dan keberlangsungan hidup dari organisasi dalam menghadapi tantangan dan hambatan yang ada.

Perilaku kerja inovatif yang ada pada organisasi terbentuk dari ide-ide dari kelompok atau unit-unit yang ada pada perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja.

Inovasi bukanlah merupakan bagian interaksi secara statis antara individu dengan lingkungannya. Namun merupakan hasil dari komunikasi interpersonal, dalam suatu lingkungan, secara terus menerus. Diperlukan kemampuan atau teknik dalam mengolah potensi yang ada.

BACA JUGA :  Mantu

Menurut Hasibuan (2016), manajemen SDM merupakan ilmu yang dapat digunakan untuk mengelola potensi SDM yang dimiliki oleh organisasi sehingga dapat bekerja maksimal. Salah satu cara atau gaya dalam melakukan manajemen SDM yaitu kepemimpinan transformasional.

Menurut Burn (1978), kepemimpinan transformasional berkaitan dengan kemampuan pemimpin untuk mendukung dan memotivasi karyawan guna menaruh kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi serta membentuk komitmen terhadap tujuan dan tugas dari organisasi.

Selanjutnya Yuki (1989) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai suatu upaya untuk mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku di antara karyawan dan memperkuat komitmen mereka terhadap misi dan tujuan organisasi.

Kepemimpinan transformasional menggunakan stimulasi intelektual dan inspirasi motivasi yang berguna bagi organisasi. Kepemimpinan transformasional dapat memunculkan ide-ide kreatif dalam organisasi dan mendorong adanya motivasi bagi anggota organisasi.

Adanya kepemimpinan transformasional, akan mendorong terbentuknya inovasi dari organisasi. Dengan adanya kepemimpinan transformasional yang terjadi pada perguruan tinggi dapat mempengaruhi budaya kerja inovatif yang ada.

(T03-Red)

Penulis :

‪Erni Unggul Sedya Utami, S.E., M.Si.Wakil Direktur II Politeknik Harapan Bersama Tegal

Scroll to top
error: