BREBES, smpantura – Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes mencatat, sejak Januari hingga pertengahan Mei 2025, sebanyak 1.297 kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Kabupaten Brebes. Bahkan, dari jumlah itu telah menyebabkan 9 pasien anak-anak meninggal dunia.
Tingginya kasus DBD itu, Dinkes Kabupaten Brebes kini terus menggecarkan fogging atau penyemprotan pengasapan. Langkah itu sebagai salah satu upaya menekan jumlah penderita DBD. Selain itu, terus menggencarakan gerakan Menguras, Menutup dan Mengubur (3M).
“Fogging terus kami gencarkan, seperti yang kami lakukan di Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes ini,” kata Petugas Fogging Dinkes Kabupaten Brebes, Sutrisno, ditemui saat melakukan fogging, kemarin.
Dia mengaku, permintaan penyemprotan saat ini meningkat seiring mewabahnya DBD di wilayah Brebes. Padahal unuk mencegah DBD yang terpenting masyarakat bisa menjaga kebersihan dari rumah masing-masing dengan lankah 3 M.
“Terpenting masyarakat bisa membersihkan lingkungan masing-masing. Intinya itu, agar penyebaran jentik nyamuk tidak terus merambah,” jelasnya.
Kepala Dinkes Kabupaten Brebes Ineke Tri Sulistyowati mengatakan, penyebab banyaknya penderita DBD akibat beberapa factor, dari mulai cuaca dan perilaku manusia. “Faktor cuaca musim hujan yang masih terjadi dan berubah akan cuaca panas oleh terik sinar matahari sangat memengaruhi yang memicu genangan air yang menjadi sarang nyamuk,” terangnya.
Menurut dia, pencegahan dini harus dilakukan, dan kuncinya ada diperilaku masyarakat. Di antaranya, dengan membiasakan menerapkan 3M Plus. Yakni, menguras, menutup, dan mendaur ulang, serta langkah tambahan yakni memperkuat pencegahan.
“Ini cara efektif mencegah demam berdarah. Sedangkan, fogging memang upaya pengendalian epidemiologi kasus DBD tetapi bukan solusi utama. Karena efeknya juga ada, residu pestisida berbahaya bagi manusia dan nyamuk vektor DB lebih kebal,” pungkasnya. **