Selain itu, ada Hj Masruroh, pengelola pondok pesantren, Hj, Shofwatin Ni’mah, penghafal Alquran dan juga pengasuh pondok pesantren , Hj Nur Inayah pegiat TPQ, Hj Alfiyah, organisatoris perempuan, Ratminingsih, pengusaha perempuan, Siti Mutia dari Difabel Slawi Mandiri, Aminatul Islamiyah dan Asih Yanti yang sama-sama pegiat sahabat asuh anak stunting. Kemudian ada Hj. Kusmirah dan Khayun Badriyah pegiat pemberdayaan perempuan .
Umi menegaskan , Peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan setiap tanggal 22 Desember ini merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.
Dikatakan Umi, sejalan dengan peringatan Hari Ibu tahun ini yang mengusung tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”, maka perempuan memiliki peran penting untuk menentukan masa depan bangsa.
“Momentum yang istimewa ini kiranya harus bisa membangkitkan semangat kaum perempuan untuk lebih berani berbicara dan menunjukkan potensi serta inovasinya dalam berkontribusi bagi kemajuan bangsa,”tegas Umi.
Umi juga mengajak semua pihak melakukan berbagai upaya untuk menurunkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, baik di rumah tangga maupun lingkungan luar. Caranya macam-macam, diantaranya adalah meningkatkan keberanian korban untuk berani melapor, meningkatkan kesadaran perempuan untuk tidak serta merta menerima segala bentuk kekerasan baik verbal maupun fisik yang dialaminya.
Hadir dalam acara itu, perwakilan Forkopimda , kepala OPD, Ketua PKK Kabupaten Tegal dan kecamatan, Ketua Dharma Wanita Persatuan dan Unit OPD, Ketua Gabungan Wanita Indonesia dan anggota, pimpinan BUMD, istri pimpinan, wakil komisi dan istri komisi DPRD Kabupaten Tegal.