BATANG, smpantura – Sebanyak 13 siswa sekolah dasar di Kabupaten Batang mengalami muntah dan diare setelah mengonsumsi menu Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (14/4).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang, Bambang Suryantoro Sudibyo, membenarkan laporan tersebut.
Dirinya mengatakan, pihaknya langsung melakukan penelusuran dan berkoordinasi dengan pihak sekolah serta penyedia makanan.
”Hingga pagi ini yang sudah melapor ada 13 siswa. Rinciannya adalah 10 siswa dari SD Proyonanggan 5 dan 3 siswa dari SD Proyonanggan 3,” ujarnya, Selasa (15/4).
Tidak hanya di tingkat SD, kasus serupa juga dilaporkan terjadi di taman kanak-kanak (TK), meski jumlahnya lebih sedikit.
Bambang menjelaskan, gejala mual dan muntah dialami siswa tidak lama setelah menyantap makanan yang terdiri dari mie goreng, telur dadar, dan sayur. Insiden terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Beberapa siswa disebut mencium aroma tidak sedap dari mi goreng. Salah satu orangtua murid, Adi Pras, mengungkapkan anaknya langsung muntah setelah makan.
“Katanya setelah makan langsung pusing. Ada tiga yang muntah dari kelas anak saya,” ujarnya.
Adi juga menyebutm, anaknya kini trauma dan menolak makan dari program MBG. Ia mengaku heran karena makanan tetap diberikan meski baunya mencurigakan.
“Mi gorengnya bau tapi tetap disuruh makan. Padahal ada temannya yang memilih tidak makan,” tuturnya.
Dirinya juga menyayangkan kurangnya pengecekan kualitas makanan oleh guru. Senada dengan Adi, Ema, orangtua siswa lainnya, mengaku anaknya pulang dalam kondisi pucat dan mengeluh sakit perut.
“Pas berangkat baik-baik saja, pulangnya pucat dan bilang mual. Perutnya sakit,” ujarnya.
Anaknya bahkan menolak makan di rumah karena takut kembali muntah. Ema menyarankan agar menu untuk anak TK diganti dengan
makanan kering.
“Kalau anak TK, menurut saya lebih baik diberi makanan kering seperti saat puasa. Bisa dibawa pulang, ini sekadar saran,” ucapnya. **