Slawi  

18 Desa di Kabupaten Tegal, Butuh Air Bersih

SLAWI, smpantura –  Krisis air bersih, semakin meluas ke sejumlah desa di Kabupaten Tegal. Dampak kemarau panjang berimbas, mengeringnya sumur warga.

Desa-desa yang sebelumnya tidak mengalami krisis air, tahun ini ikut merasakan dampak dari kemarau panjang saat ini.

Kepala PMI Kabupaten Tegal, Iman Sisworo melalui Kepala Markas PMI Kabupaten Tegal, Sunarto menyampaikan, sedikitnya 18 desa di enam kecamatan membutuhkan air bersih.

Jumlah desa yang mengalami krisis air adalah, di wilayah Kecamatan Jatinegara. Pemerintah desa, telah mengajukan bantuan air bersih, kepada PMI Kabupaten Tegal.

Menurutnya, di Kecamatan Jatinegara sedikitnya ada 11 desa yang mengalami krisis air bersih, yakni di Desa Tamansari, Desa Dukuhbangsa, Desa Luwijawa, Desa Lembahsari,Desa Wotgalih, Desa Jatinegara, Desa Kedungwungu, Desa Penyalahan, Desa Padasari, Desa Lebakwangi dan Desa Argatawang.

Di Kecamatan Suradadi ada tiga desa yang mengajukan bantuan air, yakni Desa Harjasari, Desa Jatimulya dan Desa Suradadi.

Selain itu, juga Desa Kedungkelor Kecamatan Warureja , Desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng , Desa Harjawinangun , Kecamatan Balapulang, dan Desa Pener Kecamatan Pangkah.

“Dropping air terus dilakukan bergiliran, di masing-masing desa. Bahkan untuk sepekan ke depan, mulai 11-16 September mendatang, PMI Kabupaten Tegal telah menyusun jadwal pendistribusian air,” jelas Sunarto, Senin (11/9).

BACA JUGA :  Kwarcab Tegal Ikuti Jamda XVI dan ESA Kwarda Jateng 2024

Untuk Senin (11/9) dropping air sebanyak, dua tangki (12.000 liter) di Desa Penyalahan,Kecamatan Jatinegara, Selasa (12/9) di Desa Padasari dan Desa Argatawang sebanyak dua tangki, Rabu (13/9) di Desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng sebanyak dua tangki, Kamis (14/9) di Desa Jatinegara,Kecamatan Jatinegara sebanyak dua tangki, Jumat (15/9) di Desa Dukuhtengah Kecamatan Margasari sebanyak dua tangki, Sabtu (16/9) di Desa Pener Kecamatan Pangkah, sebanyak satu tangki (6.000 liter).

“Dalam sehari, PMI dapat mendistribusikan air bersih sebanyak dua tangki. Agar distribusi bisa maksimal, desa diharapkan menyiapkan tandon di beberapa titik, sehingga pendistribusian bisa lebih cepat dan lebih banyak, tiga atau empat kali ,”sebutnya.

Dengan semakin banyaknya desa yang mengalami krisis air bersih, Bupati Tegal Umi Azizah berpesan, kepada warga, ikut menciptakan iklim mikro dengan menanam tanaman, memanfaatkan ruang sempit di tengah padatnya lingkungan permukiman, termasuk pohon atau tanaman keras seperti mangga, nangka, ataupun ketapang kencana jika masih tersedia lahan pekarangan.

Umi juga mengajak warga, memperbanyak membuat lubang biopori, untuk mengonversi sampah organik rumah tangga menjadi kompos, selain berfungsi pula sebagai resapan air hujan untuk memperpanjang ketersediaan air tanah. (T04-Red)

error: