“Dalam rapat itu, juga dibahas rencana pembuatan sodetan dari alur Sungai Cijangkelok yang akan masuk ke Sungai Cikaro. Selain itu, juga dibahas rencana penghijauan dan penanaman pohon di sekitar Bendung Kuningan,” ujarnya.
Adanya kerja sama antardaerah itu, lanjut Sekda, diharapkan manfaat Bendungan Kuningan dapat lebih efektif dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua wilayah, termasuk sektor pertanian.
“Mudah-mudahan pembangunan Bendungan Kuningan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat di wilayah perbatasan,” sambungnya.
Direktur Tirta Baribis, Agus Isyono mengatakan, dari Bendungna Kuningan itu Kabupaten Brebes akan mendapatkan alokasi distribusi air minum sebesar 200 liter/ detik. Terkait alokasi itu,
pemerintah pusat akan membangun tempat pengelolaan air minum di Daerah Pasir Gibug dan selanjutnya dilakukan pembangunan jaringan pipa untuk 6 kecamatan di wilayah barat Brebes. Yakni, Kecamatan Banjarharjo, Kersana, Tanjung, Losari, Ketanggungan dan Kecamatan Larangan.
“Pembangunan jaringan pipa ini akan mulai di tahun 2025 hinggan 2026, secara multiyears melalui APBN,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Bendungan Kuningan yang mulai dibangun tahun 2015 lalu, kini telah selesai dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada tahun 2021 lalu. Pembangunan Bendungan Kuningan menelan anggaran hingga Rp 513. Memiliki kapasitas daya tampung sebesar 25,9 juta meter kubik, dan bisa digunakan juga untuk menyuplai 3.000 hektare sawah di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, hingga Kabupaten Brebes. (T07_red)