Batang  

27 Tahun Otda, PAD Batang Terserap Optimal

PANEN HASIL BELAJAR : Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki saat menyaksikan panen hasil belajar Calon Guru Penggerak (CGP) yang digelar di Gedung Guru-PGRI.

BATANG, smpantura – Otonomi daerah (Otda) selama 27 tahun di Indonesia terbukti, meningkatkan kemandirian tiap daerah. Di Kabupaten Batang, otonomi daerah berdampak peningkatan potensi daerah yang berujung pada kesejahteraan warganya.

“Otda membentuk Kabupaten Batang memiliki kemandirian secara finansial, sehingga mempunyai kewenangan dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah. Tingkat kemandirian Batang makin membaik, seperti peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) lima tahun lalu berkisar Rp 250 Miliar Tahun 2023 menjadi Rp 300 M, yang disumbang dari berbagai aspek, salah satunya pengembangan potensi daerah,” ujar Penjabat Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki usai menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah Ke-27, di halaman Kantor Bupati Batang, Kabupaten Batang, Sabtu (29/4).

Dia menuturkan dalam penerapannya, Pemkab Batang memfokuskan, pada program-program di bidang pemerintahan maupun pembangunan. Dengan tetap mendapat subsidi dari Pemerintah Pusat.

Dalam penanganan penurunan angka kemiskinan dan stunting, Pemkab Batang bekerja secara pentahelix atau mengikutsertakan seluruh elemen pendukung. Baik Forkopimda, instansi terkait, akademisi, masyarakat bahkan kalangan media sehingga perkembangannya diketahui semua pihak.

“Batang angka kemiskinan menuun dari 9,56 persen menjadi 8,9 persen, kemiskinan ekstrem 2,55 persen menjadi 1,5 persen. Sedangkan angka stunting berdasarkan aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) dari 14,6 persen menjadi 10,3 persen,”tandasnya

BACA JUGA :  Batang Siapkan 3 Lumbung Pangan Cukupi Kebutuhan Pangan Masyarakat

Sementara itu dihadapan puluhan Calon Guru Penggerak (CGP) yang telah menempuh pendidikan dan pelatihan, diharapkan tidak hanya mengimplementasikan inovasi dan kreativitasnya dalam kegiatan belajar mengajar saja. Tapi diimbangi dengan semangat mendidik budi pekerti anak.

“Beragamnya program pendidikan dari Pemerintah, mengharuskan pendidik memiliki inovasi dan kreativitas dalam mencerdaskan anak didik, juga tetap memberikan pendidikan dari sisi moralitas. Yang dicerdaskan tidak hanya intelektualnya saja yang berkualitas, tapi akhak dan moralnya juga harus diedukasi karena generasi muda ini yang akan meneruskan di masa depan,” usai meninjau stan Panen Hasil Belajar, Lokakarya 7, Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6, di Aula Gedung PGRI Batang, Kabupaten Batang setelah memimpin Hari Otda.

Panen Hasil Belajar para CGP itu, agar ditularkan kepada para guru lain. Diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar kepada anak didik sesuai Kurikulum Merdeka Belajar.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdikbud Batang, Bambang Suryantoro mengatakan, program CGP diinisiasi Kemendikbud anggarannya dari Pemerintah Pusat.Besaran anggaran yang dialokasikan untuk tiap CGP berkisar Rp15 juta.

“Dari 12 ribu guru, baru 87 CGP, semoga bisa menjadi inspirator bagi yang lain dalam mencerdaskan anak didiknya.CGP Batang merupakan angkatan pertama dan ke depan akan ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya secara berkelanjutan.” (P02-Red)

error: