SLAWI, smpantura – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Ruszaeni menekankan pentingnya intervensi gizi sejak remaja sampai menikah dalam upaya pencegahan stunting. Menurutnya, anemia pada remaja putri menjadi salah satu faktor risiko terbesar lahirnya bayi stunting.
“Hasil skrining di Kabupaten Tegal pada tahun 2024 mencatat 29,34 persen remaja putri mengalami anemia. Angka ini masih lebih tinggi dari target nasional tahun 2025 yang ditetapkan tidak lebih dari 25 persen. Karena itu, pemberian tablet tambah darah secara rutin adalah langkah sederhana tapi efektif untuk menekan risiko tersebut,” jelasnya, Minggu 14 September 2025.
Ia memaparkan, perempuan, khususnya remaja putri dan ibu hamil, memiliki risiko mengalami anemia lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Oleh karena itu, belum lama ini Pemkab Tegal mengajak ratusan siswi SMA atau SMK sederajat serentak meminum tablet tambah darah agar mereka terhindar dari potensi anemia .
Acara yang dikemas melalui Gerakan Aksi Cegah Stunting ini berlangsung di Syailendra Convention Hall Hotel Grand Dian Slawi, pada 9 September 2025 itu sebagai bagian dari aksi bersama mencegah stunting sejak dini, sekaligus kampanye pencegahan anemia pada remaja.
Kegiatan Gerakan Aksi Cegah Stunting ini diikuti oleh 200 peserta secara luring dari sejumlah SMA dan SMK di Slawi seperti SMA Negeri 1 Slawi, SMK Negeri 1 Slawi, SMK Negeri 2 Slawi serta SMK NU Slawi, dan lebih dari 5.000 pelajar secara daring.
Menurut Ruszaeni, aksi minum tablet tambah darah secara serentak ini sekaligus menjadi kampanye publik bahwa remaja, khususnya putri, perlu mendapatkan perhatian serius. Sebab stunting tidak bisa diselesaikan hanya dengan intervensi kepada balita stunting, tetapi bisa dicegah sejak perempuan belum menikah.