“Kesehatan remaja hari ini adalah investasi besar untuk melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif di masa depan. Jika anemia pada remaja bisa ditekan, maka potensi lahirnya anak stunting juga semakin kecil,” tegasnya.
Rangkaian kegiatan lainnya meliputi senam bersama, edukasi gizi, pemeriksaan Hemoglobin, games aksi bergizi, hingga talk show kesehatan reproduksi bersama pakar.
“Semoga langkah ini dapat melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif, serta menurunkan angka stunting secara signifikan di Kabupaten Tegal,” tutur Ruszaeni.
Sementara itu, Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan angka prevalensi stunting Kabupaten Tegal terus berkurang, dari 28,0 persen di tahun 2021 menjadi 22,3 persen di 2022 dan 21,5 persen di tahun 2023, serta 15,9 persen di tahun 2024. Angka ini sedikit lebih baik dari target Jawa Tengah yang sebesar 18 persen.(**)


