Dugaan pemerasan itu, bermula saat oknum wartawan mendatangi rumah seorang petani waega Desa Pandansari berinisial W. Mereka mempermasalahkan warga desa ini karena menggunakan air untuk menyiram tanaman. Wartawan itu juga mrngintimidasi warga dengan menunjukkan pasal pasal terkait soal penggunaan air saat kemarau.
“Warga dipermasalahkan karena menggunakan air untuk menyiram tanaman. Untuk menakut nakuti warga, ditunjukkan pasal pasalnya. Karena takut, warga sepakat memberikan Rp 4 juta kepada wartawan tersebut,” terangnya.
Usai itu, lanjut dia, oknum wartawan tersebut kembali melancarkan aksinya dengan mendatangi petani lainnya berinisial S (57). Dengan membawa masalah yang sama, mereka mintai uang Rp 15 juta. Dengan alasan tidak punya cukup uang, korban hanya mampu membayar Rp 10 juta dan langsung memberikan panjer Rp 2 juta. Sisanya yang Rp 8 juta akan dibayar selanjutnya. Alih alih akan dapat uang kekurangan, mereka justru dikepung oleh warga dan diarak. Warga mengaku geram terhadap tindakan mereka. (T07_red)