SLAWI, smpantura – Sebanyak 424 penari Topeng Endel menyambut arak- arakan Kirab Tombak Kyai Plered di halaman Pemkab Tegal, Minggu (18/5/2025)
Para penari yang terdiri atas siswa SD dari 18 KWK se- Kabupaten Tegal ini berjejer di trotoar dari pintu masuk komplek perkantoran Pemda Kabupaten Tegal hingga di depan Gedung DPRD Kabupaten Tegal.
Ratusan penari menarikan dengan gaya tari kemayu menyambut rombongan kirqb yang terdiri qtas keluarga Kalisoka, Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Forkopimda dan Kepala OPD serta camat Kabupaten Tegal.
Tari Topeng Endel merupakan tarian tradisional yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah. Tari Topeng Endel tumbuh dan berkembang tepatnya di Desa Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru dan menjadi ikon Kabupaten / Kota Tegal.
Kata Endel memiliki arti kemayu. Dalam bahasa Jawa, kata endel berasal dari kata kendel yang artinya berani. Maka, tari Topeng Endel dilakukan dengan menggunakan topeng yang menampilkan gerakan kemayu tetapi tetap terkesan berani dalam memperlihatkan gerakan didepan penonton.
Tarian ini dapat ditarikan secara massal dan hanya dapat ditarikan oleh perempuan. Taei Topeng Endel dapat ditarikan dalam beberapa acara, misal penyambutan tamu pada acara hari jadi atau pernikahan.
Tari Tipeng Endel diciptakan oleh Ibu Darem , penduduk asli Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Tari ini sudah diturunkan tiga generasi. Setelah Ibu Darem tidak mampu meneruskan untuk menari, maka secara turun temurun diturunkan kepada anaknya Warni pada tahun 1950- an.
Kemudian diturunkan kepada anak cucunya Sawitri pada tahun 1970- an. Berkat kemampuan tarinya di usia yang tak lagi belia, Sawitri dinobatkan sebagai maestro tari oleh Kemnterian Kebudayaan dan Pariwisata RI. **