Budaya  

5 Tradisi di Brebes Unik dan Masih Terlestari

4. Tradisi Ratiban
Tradisi Ratiban berada di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Ritual digelar ketika masyarakat Desa Pandansari mengalami musibah atau bencana seperti kekeringan berkepanjangan, gagal panen karena serangan hama, hujan dan badai, dan bencana alam lain seperti gempa bumi.

Masyarakat melaksanakan tradisi ini setiap bulan Sura. Tepatnya, malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon. Tujuannya untuk meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dimudahkan dan dikeluarkan dari kesulitan yang menimpa warga desa.

Dari berbagai catatan sejarah, inisiator tradisi ini adalah seorang tokoh masyarakat Desa Pandansari, bernama Kyai Sirpan Reksayuda. Ia merupakan kepala desa pertama Desa Pandansari pada 1892-1917. Kyai Sirpan Reksayuda dilahirkan di Kota Pemalang, Jawa Tengah sekitar tahun 1850. Ia merupakan putra Kyai Carmin Reksayuda Kepala Desa Juran Mangu, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Kyai Sirpan Reksayuda melakukan perjalanan ke wilayah selatan dan menetap sekaligus menikahi putri Dukuh Tretepan, Desa Pandasari bernama Tiyem.

BACA JUGA :  Tugu Shuttlecock Saksi Sejarah Kejayaan Industri Di Tegal

Masyarakat Desa Pandansari meyakini, bahwa Ratiban adalah upacara adat yang harus dilakukan agar mereka dijaga oleh Sang Penguasa Alam dari kesulitan dan bencana. Ritual ini harus dilaksanakan di sebuah tempat yang disakralkan atau dianggap keramat oleh warga setempat. Yakni, Telaga Ranjeng merupakan tempat yang disakralkan untuk melaksanakan ritual Ratiban sebagaimana yang diwariskan sesepuh Desa Kyai Sirpan Reksayuda.

5. Tradisi Sedekah Laut
Bulan Muharram yang juga ditandai sebagai Tahun Baru Jawa, banyak dilakukan kegiatan sedekah masal. Banyak kita jumpai sedekah ucapan syukur berdasarkan wilayah dimana kita tinggal. Bagi masyarakat daratan mengadakan Sedekah Bumi, di gunung Sedekah Gunung, Sedekah Waduk dan bagi masyarakat pesisir mereka mengadakan Sedekah Laut.

error: