509 RTLH di Pemalang Ditingkatan menjadi Layak Huni 

PEMALANG, smpantura – Salah satu program dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dibawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi yaitu peningkatan kualitas Rumah Tidak Layak Huni menjadi layak huni. Khusus di Kabupaten Pemalang ada 509 unit RLTH akan ditingkatkan kualitasnya menjadi rumah layak huni pada tahun 2025.

“Pada tahun 2025 ini ada sekitar 17 ribu rumah yang akan dibantu peningkatan kualitas oleh Pemprov Jateng. Namun pelaksanaannya dilakukan dalam beberapa tahap, dan saat ini termasuk tahap pertama,” ujar Boedyo Dharmawan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Jawa Tengah, baru baru ini di Pemalang.

Ia mengatakan, selain program peningkatan kualitas rumah, Pemprov Jateng juga ada program lainnya, seperti masyarakat yang tertimpa musibah, maupun program relokasi dimana lokasi rumahnya beresiko tinggi terjadi bencana. Khusus untuk program peningkatan kualitas Pemprov Jateng akan memberikan bantuan sebesar Rp 20 juta per rumah atau Kepala Keluarga (KK). Dana tersebut digunakan untuk pembelian material sebesar Rp 18 juta, sedangkan sisanya untuk membangun rumah dengan sistm padat karya. Anggaran sebesar Rp 20 juta itu, sifatnya untuk pancingan, harapannya pemerintah kabupaten maupun masyarakat ikut membantu peningkatan kualitas rumah tersebut.

BACA JUGA :  Pemda Diharapkan Memprioritaskan Anggaran untuk Penyelesaian ATS

“Inikan program tahun 2025, dan sudah ditandang tangani oleh pak gubernur untuk pencairanan anggarannya untuk tahap pertama. Khusus di Pemalang, tahap pertama ada 149 rumah yang dibantu untuk peningkatan kualitasnya, dan kekurangannya bisa tahap selanjutnya,” tandasnya.

Dia mengatakan, pada tahap pertama targetnya pada bulan Juli mendatang semuanya sudah selesai semua. Program ini salah satu upaya penanganan kemiskinan, tetapi ada program lainnya juga seperti jambanisasi, RTLH, satu KK satu rumah layak huni. Harapannya setiap KK menempati rumah yang layak huni, tetapi ada yang perlu diingat, bahwa setiap kabupaten atau kota kategori rumah layak huni berbeda beda. (**)

error: