TEGAL, smpantura – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Tegal, mulai melakukan pembangunan Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Tegal, di kawasan Pusat Promosi dan Informasi Bisnis (PPIB), Jalan Kolonel Sugiono, Kecamatan Tegal Barat.
Proses pembangunan dimulai, usai DPUPR menggelar penandatanganan kontrak kerja, bersama rekanan dari PT. Artadinata Azzahra Sejahtera, disaksikan manajemen konstruksi (MK), PT. Maksi Solusi Enjinering, Kejari Tegal dan OPD terkait, di Gedung Lantai 3 DPUPR, Senin (3/7).
Plt Kepala DPUPR Kota Tegal, Heru Prasetya memaparkan, terhitung 3 Juli 2023, pembangunan gedung lima lantai, MPP Kota Tegal dimulai, dengan masa kerja 180 hari.
“Sebelum dibangun, kami sudah melakukan koordinasi, dengan dinas terkait. Karena memang gedung ini, nantinya akan digunakan untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
Adapun proses perencanaan, seperti lelang, sudah dilakukan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), dengan nilai pagu paket Rp 21.150.000.000.
Heru berharap, rekanan pemenang lelang, dapat membangun gedung MPP tepat waktu dan tepat mutu, serta berjalan lancar, dengan dibantu manajemen konstruksi, dari PT. Maksi Solusi Enjinering.
Sementara itu, Direktur PT. Artadinata Azzahra Sejahtera, Muhammad Lutfi Hidayatullah menyebut, bahwa pekerjaan konstruksi Gedung MPP disepakati, dengan nilai kontrak Rp 19.777.777.777.
“Kita targetkan pembangunan selesai tepat waktu. Untuk langkah pertama, kita akan melakukan pekerjaan pondasi, dengan slup beton yang dilakukan pekerja dengan metode dua sif,” jelasnya.
Dalam pembangunan ini, Lutfi mengaku, menggunakan produk dalam negeri (PDN), dan mengombinasikan dengan produk impor, khusus untuk lift serta genset.
Direktur Utama PT. Maksi Solusi Enjinering, Widyo Setio memaparkan, jadwal pelaksanaan dan metode yang dipaparkan rekanan, dianggap sudah sesuai, dengan metode standar pelaksanaan.
Namun, terdapat beberapa hal yang perlu dicermati, mengenai teknis pelaksanaan.
“Kami akan lebih menekankan, pada pembangunan pondasi. Karena kita tidak tahu isi kedalaman tanah itu apa. Terkadang, tanahnya itu terlalu lunak, sehingga mudah longsor dan atau terlalu keras. Sebab, penyelidikan tanah yang dilakukan konsultan perencana itu hanya sampel di satu titik. Sedangkan yang akan dibor nanti ada 27 titik,” tegasnya.
Oleh karenanya, Widyo Setio akan melakukan pengawasan day to day, sehingga kendala yang dihadapi, dalam proses pembangunan, dapat diselesaikan dengan sigap. (T03-Red)