BUMIAYU, smpantura– Seperti Sangiran di Sragen, Jawa Tengah, Kabupaten Brebes juga memiliki jejak kehidupan purba di Situs Bumiayu. Jejak peradaban purba itu, tersaji di Museum Purbakala Bumiayu. Kira-kira Ada apa saja?
Museum Purbakala Bumiayu, terletak di Perumahan Bumi Sari Ayu, di Jalan KH Ahmad Dahlan, Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu. Museum ini dibangun, oleh H Rafli Rizal, salah satu inisiator kelompok pelestari Situs Bumiayu, pada 2016 (sekarang Yayasan Pustaka Alam Bumiajuensis).
Jangan membayangkan Museum Sangiran atau Semedo. Museum ini hanya ruangan berukuran 8×12 meter. Di dalam museum, terdapat dua rak panjang untuk memajang fosil-fosil hewan Purbakala, yang ditemukan oleh kelompok pelestari, maupun warga di Situs Bumiayu.
Diantaranya ada fosil Gajah Purba, Sinomastodon Bumijuensis, Stegodon dan Elephas. Kemudian fosil Harimau, Kuda Sungai, Kerbau, Rusa, Pongo, Buaya Muara dan Buaya Sungai.
Lalu ada rak etalase kaca, untuk mendisplay artefak serta fosil hewan laut, seperti fosil terumbu karang, Moluska Laut-Darat dan Kepiting.
Di bagian tengah museum, ada replika patung manusia purba, yang berdiri tegap, dengan salah satu tangannya memegang alat berburu.
“Patung replika manusia purba ini dihadirkan oleh BPSMP Sangiran pada tahun 2019, atau setelah penemuan fosil manusia purba Bumiayu berumur 1,8 juta tahun, diumumkan ke publik oleh tim peneliti yang dipimpin Prof Hary Widianto,” kata Wildan Fadhlilah, Ketua Yayasan Pustaka Alam Bumiajuensis.
Museum ini juga dilengkapi, dengan narasi tentang Situs Bumiayu dan kondisi Bumiayu, pada dua juta tahun silam. Lalu ada juga lini masa Bumiayu.


