SLAWI, smpantura – Lebih dari dua bulan, warga sejumlah desa, di Kabupaten Tegal, mengalami kesulitan air bersih.
Kemarau panjang, efek El Nino mengakibatkan sumur, yang menjadi sumber air rumah tangga mengering.
Berbagai cara dilakukan warga RW 7, untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Salah satunya, memanfaatkan air kubangan atau belik.
Cara ini dilakukan warga Dukuh Randu, Desa Harjasari, Kecamatan Suradadi.
Belik ini mereka buat dengan cara menggali tanah di Sungai Cenang. Kondisi Sungai Cenang yang biasanya berlimpah air, di musim kemarau ini kering kerontang.
Ripin (56), warga RT 3 RW 7, Desa Harjasari mengaku, karena kesulitan air bersih, dia mencoba membuat belik di sungai itu, dengan harapan bisa mendapatkan air.
“Alhamdulillah, sekali menggali langsung keluar air, sehingga bisa untuk memenuhi keperluan mandi dan mencuci. Kalau mengering, ya nanti digali lebih dalam lagi,”terang Ripin, saat mengambil air di belik.
Ia menyebutkan, sedikitnya ada tiga buah belik yang dibuat warga Dukuhrandu.
Warga bergantian mengambil air, mulai pagi hingga siang. Mereka berbekal ember dan gayung, untuk menampung air.
Untuk keperluan minum dan memasak, Ripin mengaku, mengambil air di sumur desa dan membeli air bersih seharga Rp 5.000 per galon.
Hal yang sama diungkapkan Tasriah (58), warga Dukuh Randu RT 5 RW 7, sudah dua bulan memanfaatkan Air Belik, Sungai Cenang, karena sumur di rumahnya mengering.
“Dalam sehari mengambil air disini sampai empat kali . Ini untuk mandi. Kalau untuk minum beli air galon,”sebutnya.
Tasriah, harus berjalan kaki sekitar 200 meter dari rumah menuju belik.
Ia mengatakan, meski volume air di belik tidak banyak, tapi air di kubangan itu, selalu tersedia dan jernih.
Untuk membantu warga desa tersebut, dropping air telah dilakukan oleh sejumlah pihak.
Diantaranya dari Bupati Tegal, Umi Azizah bersama Baznas Kabupaten Tegal dan RSUD dr Soeselo, yang dropping air bersih belum lama ini.
Selain itu, bantuan air bersih sebanyak dua tangki, juga diberikan Kejaksaaan Negeri Kabupaten Tegal ke desa tersebut pada Rabu (30/8).
Data PMI Kabupaten Tegal, sedikitnya ada 18 desa di enam kecamatan, yang mengalami kekeringan dan butuh bantuan air bersih. (T04-Red)