BREBES, smpantura- Museum Purbakala Bumiayu mulai dimanfaatkan sebagai tempat belajar untuk menambah pengetahuan baru tentang kehidupan purbakala dan perjalanan homo erectus yang ditemukan di Situs Bumiayu, Kabupaten Brebes. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan yang semakin meningkat.
Sejak Januari 2023 hingga pekan pertama Desember 2023, museum yang berlokasi di Perumahan Bumi Sari Ayu, Jalan KH Ahmad Dahlan, Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu ini, telah dikunjungi sebanyak 1.113 orang.”Angka kunjungan ini meningkat tajam dibandingkan tahun tahun sebelumnya,” kata Wildan Fadhillah, Koordinator Pengelola Museum Purbakala Bumiayu, Minggu (10/12).
Menurut Wildan, pengunjung didominasi dari kalangan siswa sekolah mulai dari SD, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Kemudian sisanya mahasiswa, peneliti dan masyarakat umum. “Kebanyakan memang anak anak sekolah. Kemudian mahasiswa yang sedang penelitian dan masyarakat umum,” ujarnya.
Meseum Purbakala Bumiayu dibangun oleh H Rafli Rizal, salah satu inisiator kelompok pelestari Situs Bumiayu, pada 2016 (sekarang Yayasan Pustaka Alam Bumiajuensis). Berukuran 8×12 meter, museum ini memang kalah besar dan luas dibanding Museum Sangiran. Atau Semedo di Kabupaten Tegal. Namun begitu, koleksi yang dipamerkan Museum Bumiayu memiliki pengetahuan yang bernilai tinggi.
Wildan mengatakan, koleksi yang dipamerkan museum diantaranya, fosil Gajah Purba Sinomastodon Bumijuensis, Stegodon dan Elephas. Kemudian fosil Harimau, Kuda Sungai, Kerbau, Rusa, Pongo, Buaya Muara dan Buaya Sungai. Kemudian ada hewan laut, replika patung manusia purba dan artefak.”Seluruh koleksi yang dipamerkan ini ditemukan di Situs Bumiayu, salah satu situs purbakala yang menghadirkan jejak fauna dan manusia tertua di Jawa,” kata Wildan.
Selain fosil, museum ini juga dilengkapi dengan narasi tentang Situs Bumiayu dan Geologi Bumiayu pada 2 juta tahun silam. Lalu ada juga lini masa Bumiayu. Yaitu kronologi atau urutan peristiwa di Situs Bumiayu sejak tahun 1920 – 2020.(T06_red)