Melek Digital sebagai Konter Wacana di Era Gen-Z

  • Oleh Syamsul Maarif, SS., M.Pd

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar”. (Qs. An Nur : 11).

Di era generesi Z sekarang ini, berita benar atau salah sudah hampir sulit dibedakan. Apalagi berita-berita tersebut berseliweran saling bersaut diviralkan oleh pegiat media sosial yang sering kita kenal dengan sebutan Buzzer. Biasanya sang Buzzer memproduksi video dari potongan-potongan video pendek yang digabung rapih, mau pilih suara laki-laki atau wanita tinggal menggunakan aplikasi text to speech, setelah proses editing lalu tim mereka memviralkan di Tik Tok, Snack Video, dan lain-lain, kemudian ramai-ramai dibahas dalam podcast-podcast youtube.

Mereka benar-benar kreatif, runut dan runtun menyajikan berita, dan tujuan mereka selain uang yaitu membawa pesan dari penguasa untuk menghegemoni masyarakat penonton agar mereka percaya dengan konten video atau berita yang dibuatnya.

BACA JUGA :  Ancaman Kedaulatan Ekonomi Digital Indonesia

Celakanya tidak sedikit penonton mempercayai informasi yang berupa potongan-potongan video pendek tersebut tanpa proses tabayyun atau membandingkan dengan berita serupa, apalagi melakukan rekonstruksi ataupun dekonstruksi. Konyolnya lagi info tersebut dishare ke group, kemudian jadi bahan debat kusir. Bahkan Kolotnya lagi, kecenderungannya menolak ketika diberi informasi yang konkrit, komprehenship, yang jelas-jelas beritanya live dan utuh.

error: