Tegal  

Perlu Tumbuhkan Budaya Tulis Generasi Muda NU

TEGAL, smpantura – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tegal, menggelar kegiatan Ngorek Buku, beberapa catatan peristiwa dan tokoh NU Kota Tegal, bertajuk ‘Yang Tak Pernah Menyerah’.

Kegiatan yang digelar dalam memperingati hari lahir NU ke-101 Hijriah, berlangsung di Pendopo Ponpes NU Kota Tegal, Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Rabu (31/1/2024).

Hadir sebagai pemateri, Rektor Universitas Bhamada Slawi, yang juga penulis buku ‘Salah Kaprah’, Dr H Maufur Marghub Abdul Aziz, M.Pd dan Mustasyar PCNU Brebes, Dr KH Akrom Jangka Daosat, M.Si.

Usai mencermati isi buku, keduanya memberikan apresiasi. Sebab, hal itu dapat menumbuhkan budaya tulis di kalangan generasi muda.

Terlebih, saat ini krisis figur yang memiliki kesiapan untuk diteladani.

Adanya buku ‘Yang Tak Pernah Menyerah’, layak dibaca dalam rangka memberikan pencerahan kepada umat.

Buku setebal 103 halaman tersebut, memuat tokoh-tokoh yang memiliki jasa besar dalam rangkaian dakwah Islamiah seperti, KH Muchidin al Churaifis, KH Abbas Nahrawi, KH Badruddin, KH Abu Chaer Annur, KH Dr Basukiyatno M.Pd, KH Mohammad Ibrahim, KH Dr Abdal Hakim Tohari, serta KH Misbahul Mustofa yang merupakan Ketua Tanfidz, Ro’is Syuriah PCNU.

Ketua PCNU Kota Tegal, Dr H Abdal Hakim mengatakan, buku terbitan perdana yang setelah melalui penyempurnaan kritik dan saran akan diikuti oleh penerbitan buku selanjutnya.

“Sebab cukup banyak tokoh yang berada di jalur kultural dan memberikan kontribusi kepada umat,” jelasnya.

Bedah buku juga dihadiri Ro’is Syuriah, KH Misbahul Mustofa, KH Sakhrowi, serta KH Khalilluloh Ibrahim, Sekretaris PCNU Kota Tegal, Dr H Muslih Dahlan, para pengasuh ponpes, muslimat, pengurus MWC, ranting dan badan otonom.

BACA JUGA :  Paling Enak, Pensiun Bhabinkamtibmas

Acara bedah buku dimoderatori Ketua Lesbumi PCNU Kota Tegal, Atmo Tan Sidik menyimpulkan bahwa sekiranya terdapat perbedaan pendapat dalam pemikiran yang ada di buku tersebut, hendaknya dimaknai sebagai dinamika intelektual.

“Seperti yang disampaikan para nara sumber, bahwa NU terbiasa dengan kebhinekaan pendapat, karena sumber referensinya mendasarkan faham keagamaan kepada Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma dan Qiyas,” tegasnya.

Ditambahkan Atmo, NU mengikuti faham Ahlusunnah Wal Jama’ah dan menggunakan jalan pendekatan madzhab.

Di bidang aqidah, NU mengikuti faham Aswaja yang dipelopori oleh Imam Abul Hasan al Asy’ari dan Imam Abu Mansur al Maturidi.

Di bidang fiqih, NU mengikuti jalan pendekatan salah satu dari madzhab Abu Hanifah an Nu’man, Imam malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris As Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hambal.

Di bidang Tasawuf, NU mengikuti antara lain Imam Al Junaid al Baghdadi dan Imam Al Ghazali serta imam-imam yang lain. Dalam tasawuf ada thariqoh mu’tabaroh yang diakui oleh ulama NU.

Buku ‘Yang Tak Pernah Menyerah’ yang diterbitkan Lesbumi NU Kota Tegal, ditulis oleh Firman Hadi, Ubaidillah, Hendri Lisdiantoro dan Lutfi AN, akan dibagikan untuk perpustakaan, ponpes dan masyarakat lingkungan. (T03-Red)

error: