SLAWI, smpantura – Jembatan Kali Erang di Desa Cilongok, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, terancam ambruk. Hal itu menyusul pondasi jembatan yang longsor akibat gerusan air sungai tersebut.
Desa Kedungwungu Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Toipin mengatakan, jembatan yang dibangun sejak zaman Belanda itu kondisinya saat ini sangat memprihatinkan. Padahal, jembatan tersebut merupakan akses vital sebagai penghubung antar tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Balapulang, Bojong dan Jatinegara. Setiap hari, mobilitas di atas jembatan itu sangat tinggi.
“Pondasi yang longsor berada di sebelah kanan Jembatan Kali Erang,” katanya.
Selain longsor, lanjut dia, badan jembatan juga sudah berlubang. Kondisi jembatan sangat rapuh. Meski begitu, jembatan masih aktif digunakan para pengendara. Baik pengendara roda dua, empat bahkan lebih, seperti truk dan lainnya.
“Kami sudah pernah mengusulkan ke Pemkab Tegal agar jembatan yang lebarnya tidak lebih dari 4 meter itu segera diperbaiki,” terangnya.
Bahkan kabarnya, kata dia, sudah sempat dianggarkan melalui APBD II Kabupaten Tegal, beberapa tahun lalu. Hanya saja, kala itu ada Covid-19 yang akhirnya anggaran direfokusing.
“Saya sudah pernah menyampaikan ke Ibu Bupati terkait jembatan itu. Malah waktu itu, kabarnya sempat dianggarkan. Tapi kena refokusing,” kata Toipin yang berprofesi sebagai ppengacar itu.
Dia berharap, jembatan penghubung tiga kecamatan itu segera diperbaiki. Perbaikan tidak hanya pada pondasi, tetapi juga rangka jembatan agar lebih lebar, sehingga bisa dilewati dua kendaraan roda empat sekaligus.
“Sekarang kalau ada mobil, harus antri dulu. Karena jembatannya sempit. Makanya itu harus diperlebar,” kata Toipin.
Hal senada disampaikan warga Desa Cilongok Kecamatan Balapulang, Mubin (42) Dia menuturkan, ketika desanya diguyur hujan deras beberapa waktu lalu, tebing di sebelah kanan Jembatan Kali Erang mengalami erosi. Termasuk juga pondasi jembatan tersebut.
Menurutnya, jika jembatan itu tidak secepatnya diperbaiki, maka bisa ambruk. Sebagian warga di tiga kecamatan tentunya akan kesulitan beraktivitas. Kendati masih ada jalan alternatif, tapi jaraknya sangat jauh.
“Jembatan ini harus segera diperbaiki. Jangan dibiarkan begitu saja. Kasihan warga yang akan beraktivitas, karena jembatan itu merupakan akses vital bagi warga di tiga kecamatan,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Tegal Teguh Dwijanto Raharjo melalui Kabid Jembatan dan Jalan Sudarso membenarkan jika pondasi Jembatan Kali Erang longsor beberapa hari yang lalu. Selain karena usia jembatan yang sudah tua, penyebab longsor itu karena diterjang aliran Kali Erang yang sangat deras.
“Jembatan itu memang sudah tua. Sepertinya dibangun saat zaman Belanda,” kata Darso.
Dia menjelaskan, panjang atau bentangan jembatan sekitar 41,5 meter. Sedangkan lebarnya hanya 3,2 meter dan tinggi abutmen 13 meter.
Sementara tebing jembatan yang longsor panjangnya sekitar 25 meter, lebarnya 12 meter dan tingginya 11 meter.
Sejauh ini, lanjut Darso, Pemkab Tegal sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,8 miliar untuk memperbaiki jembatan tersebut.
Selain itu, DPUPR juga sudah menganggarkan untuk pemeliharaan rutin jembatan tersebut sebesar Rp 200 juta di 2024 ini.
Tapi walaupun sudah dianggarkan, Darso mengira tidak akan cukup.
“Karena idealnya, anggarannya sekitar Rp 10 miliar. Sehingga bisa dirombak total jembatannya,” ujarnya. (T05_Red)