TEGAL, smpantura – Dewan Pembina Ikatan Masyarakat Tegal Brebes (IMTB), Mohammad Yamin atau Bung Yamin mendesak proses distribusi pupuk bersubsidi dipermudah. Hal itu dimaksudkan agar petani bisa meningkatkan produksifitas hasil pertanian.
“Kami selalu mendapatkan keluhan para petani tentang berbagai permasalahan, utamanya soal kelangkaan pupuk bersubsidi dan murahnya harga jual hasil panen sehingga mengakibatkan kaum tani di wilayah Tegal dan Brebes, terpuruk,” kata Bung Yamin, Selasa (12/2/2024).
Dikatakan, sulitnya mendapat pupuk subsidi hampir dirasakan semua petani di wilayah Tegal dan Brebes. Terlebih saat memasuki musim tanam seperti ini. Problema yang kerap dihadapi petani ini mendapat perhatian Bung Yamin. Pria lulusan Master of Science dari Amerika Serikat ini memahami dan merasakan betul keluhan para petani itu bagaimana ketika memasuki musim tanam, tetapi pupuk subsidi sulit didapatkan.
“Petani adalah tulang punggung ketahanan pangan di Indonesia, jadi harus ada solusi terbaik soal pupuk ini,” ujarnya.
Menurut Bung Yamin, pemerintah seharusnya lebih serius memperhatikan sektor pertanian. Karena masyoritas masyarakat di Tegal dan Brebes ini berprofesi sebagai petani. Oleh sebab itu, dirinya berkomitmen untuk menempatkan sektor pertanian sebagai salah satu sektor prioritas karena sejak dulu wilayah Tegal dan Brebes ini, memang terkenal sebagai daerah agraris dengan hasil yang sangat berkualitas, sehingga produk pertaniannya sangat diminati di pasaran.
Dia menyampaikan, segala hal terkait kebutuhan masyarakat termasuk pupuk bersubsidi ke depan harus dipermudah. Menurutnya, adanya Kartu Tani oleh petani justru dianggap penyerapan pupuk bersubsidi bagi petani.
“Pemerintah harusnya mempermudah pupuk subsidi ini. Kalau perlu Kartu Tani dihapus karena menyulitkan para petani,” tuturnya.
Selain itu, Bung Yamin juga bertekad untuk melibatkan para pemuda turut aktif di sektor pertanian. Karena menurutnya, wilayah Tegal dan Brebes memiliki potensi pertanian yang sangat besar dan berkontribusi banyak buat kemajuan Indonesia melalui hasil pertanian.
“Kenapa tidak kalau kaum milenial kita libatkan sebagai pemuda bertani sehingga pemuda tidak fokus pada satu pekerjaan atau kegiatan semata melalui suatu program yang berorientasi pada sektor pertanian, sehingga kelak akan melahirkan petani yang sukses,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menarik minat para pemuda untuk bertani adalah dengan pemberian bantuan alat mesin pertanian (alsintan).
“Alsintan kan bisa cepat. Nah, antara lain upayanya itu, orangnya sedikit tapi pekerjaan bisa banyak,” kata dia.
Ditambahkan, tak hanya melalui peningkatan kualitas maupun kuantitas sarana prasarana pertanian. Upaya mendorong tumbuhnya petani milenial di Tegal dan Brebes juga dengan kemudahan akses informasi, pembinaan petani lewat kelembagaan petani yang ada.
“Kemudian pengenalan metode bercocok tanam yang ramah lingkungan, sehat, dan organik. Mengimbau juga untuk petani menggunakan sarana IT (Informasi Teknologi) dan website dalam memasarkan produknya,” katanya. (T05_Red)