BREBES, smpantura – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Brebes, mengapresiasi keberadaan Museum Purbakala Bumiayu, sebagai sarana edukasi bagi para pelajar.
“Melalui museum tersebut, anak anak memiliki informasi dan pengetahuan baru, khususnya tentang potensi kepurbakalaan atau kehidupan masa lalu di Kabupaten Brebes. Sebab selama ini, kalau bicara purbakala, perhatian kita tertuju pada Sangiran,” kata Kepala Dindikpora, Caridah, saat menerima kunjungan Pengelola Museum Purbakala Bumiayu, baru baru ini.
Agar potensi kepurbakalaan di Kabupaten Brebes semakin dikenal, lanjut Caridah, Dindikpora akan mengeluarkan surat edaran kunjungan museum kepada sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).”Supaya anak anak kita tidak tahu tentang situs Bumiayu dan temuan fosilnya,” kata Caridah.
Selain edaran kunjungan museum, Caridah menambahkan, Dindikpora juga mempertimbangkan Situs Bumiayu sebagai muatan lokal. Namun menurutnya, hal tersebut tidak bisa instan karena ada tahapan tahapannya.”Proses pemberlakuan muatan lokal terhadap Situs Bumiayu ini perlu dilakukan, agar proses dan pemahamannya bisa tepat dan dimengerti oleh anak didik,” kata dia.
Kepala Museum Bumiayu Purbakala, Wildan Fadhlillah, mengatakan, kunjungan ke Dindikpora pada Kamis (15/2) dalam rangka pemanfaatan museum. Sejauh ini, kunjungan hanya dilakukan sekolah yang ada di sekitar museum.”Alhamdulillah, respon Dindikpora sangat positif. Kami sangat senang,” ujarnya.
Situs Bumiayu merupakan salah satu situs purbakala istimewa karena ditemukannya jejak fauna dan manusia tertua di Jawa. Fosil manusia purba yang ditemukan Bumiayu, berumur 1,8 juta tahun, lebih tua dari yang ditemukan di Sangiran.”Ini adalah aset luar biasa yang dimiliki Kabupaten Brebes. Kita, khususnya para pelajar, harus tahu tentang ini,” ujarnya.
Menindaklanjuti rencana tentang muatan lokal, Wildan mengaku akan selalu berkoordinasi dengan Dindikpora dan MGMP Sejarah Kabupaten Brebes.(T06_red)