TEGAL, smpantura – Dewan Kesenian Kota Tegal, diminta terlibat aktif membangun Budaya Kota (Urban Culture) dan tidak hanya berhenti pada kegiatan berkesenian.
Demikian dikatakan Ahli Perancangan Kota, Abdullah Sungkar, usai menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Kesenian Kota Tegal, di Ruang Adipura, Gedung DPRD setempat, Sabtu (9/3/2024).
“Sebuah kehormatan mendapat undangan dari kawan-kawan seniman dan budayawan Kota Bahari,” kata Abdullah Sungkar, kepada wartawan.
Abdulllah Sungkar mengaku biasa berinteraksi dengan para seniman hanya pada forum informal, mengingat dirinya merasa bukan seniman, jika ukuran berkesenian adalah karya seni.
Untuk kali pertama, dia terlibat dalam agenda formal Dewan Kesenian dan memilih ketua baru menggantikan Yono Daryono. Dalam Musda, terpilih Andi Kustomo sebagai Ketua DKT yang baru. Proses demokrasi ala seniman ini berlangsung secara demokratis tanpa ada kecurangan.
Seperti biasa, isu utama yang anggap penting adalah soal pembiayaan kegiatan berkesenian tanpa ketergantungan pada APBD. Idealnya memang demikian, bahasa keren para seniman membuat event dengan berdarah-darah.
Tapi tampaknya era itu sudah lewat, kini pemerintah daerah dianggap harus bertanggungjawab membiayai kegiatan seni budaya melalui lembaga semi publik-semi privat yang bernama Dewan Kesenian.
Tentu saja program kerja dan rekomendasi pada Pemerintah Kota juga disetujui bersama oleh para peserta Musda DKT.
“Saran saya untuk selanjutnya Dewan Kesenian Kota Tegal karena teritorinya adalah “Kota”, maka tidak berhenti pada kegiatan berkesenian saja, tapi juga terlibat aktif membangun Budaya Kota (urban culture),” tegasnya.