Tegal  

Mahasiswa DKV Poltek Harber Kunjungi Industri Kreatif di Bali

TEGAL, smpantura – Program Studi D3 Desain Komunikasi Visual (DKV) Poltek Harber, melakukan kunjungan industri ke Provinsi Bali pada Selasa-Rabu (5-6/3/2024) lalu.

Kegiatan rutin tahunan itu menjadi edukasi bagi 92 mahasiswa semester 4 dan 6, mengenai bagaimana industri kreatif bekerja.

Kaprodi D3 DKV, Ahmad Ramdhani mengatakan, terdapat beberapa industri kreatif yang menjadi tujuan.

Seperti workshop dan dialog dengan sang maestro kartunis dan karikaturis Jango Pramartha.

Berkunjung ke Pusat Industri Kreatif 1930 Studio Foto dan Indira Laksmi di Celuk, Gianyar dan industri kreatif properti foto, kostum, desain serta make up klasik dan kontemporer Bali.

“Kegiatan ini semoga bisa menambah pengalaman dan menambah wawasan mahasiswa tentang pekerjaan apa saja yang ada di dunia industri kreatif, sehingga nantinya bisa dikorelasikan dengan apa saja yang sudah diperoleh pada perkuliahan,” kata Ahmad.

Dosen mata kuliah fotografi, Dessy Ratna Putry menjelaskan, kunjungan industri menjadi kesempatan yang berharga.

Sebab, mahasiswa dapat berinteraksi dengan fotografer profesional Gung Ama (I Gusti Agung Wijaya Utama) yang juga founder 1930 Studio.

Menurut Dessy, kunjungan kali ini mengajak mahasiswa DKV untuk mengenal dan mempelajari secara langsung bidang ilmu fotografi yang memiliki karakteristik dan pasar secara spesifik.

BACA JUGA :  Muncul Wajah Baru Bakal Calon di Pilkada Kota Tegal

Seperti fotografi bergenre hitam putih atau black and white (BW) melalui berbagi pengalaman langsung dengan founder Studio 1930 Bali, Gung Ama.

Dessy berharap, kunjungan tersebut tidak berhenti di situ saja, melainkan mampu menjadi penyemangat mahasiswa yang memiliki minat di bidang fotografi.

Pada workshop dan dialog bersama Jango Pramartha, mahasiswa diajarkan untuk lebih mengenal tentang karya kartun ataupun karikatur milik sang maestro yang banyak berbicara tentang perubahan sosial budaya yang terjadi di Bali.

Yang mana karya-karyanya telah dimuat di berbagai media massa seperti harian Bali Post dan juga Nusa Bali.

Sebagai nara sumber, Janggo memberikan pemahaman tentang ilustrasi sebagai sebuah gambar yang menjelaskan sebuah peristiwa, cerita atau naskah, tentang konsep ilustrasi kemudian ditautkan dengan posisi kartun dan karikatur dalam mengungkapkan ide cerita.

“Dari Sang Maestro Kartun, Janggo Pramartha kita belajar bahwa kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar dapat menjadi inspirasi dan pemicu daya kritis kita untuk dituangkan dalam sebuah ilustrasi yang sifatnya membangun. Jangan pernah merasa tidak bisa menggambar karena sejatinya kita lahir ke dunia dengan bakat menggambar kartun,” tambah Dosen Ilustrasi, Robby Hardian. (T03-Red)

error: