- Kutuk Negara Israel
KAJEN, smpantura – Ratusan civitas dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) menggelar aksi bela Palestina di halaman gedung rektorat setempat, Selasa (7/5) pagi. Bahkan puluhan anak anak SD Muhammdiyah yang berdekatan dengan kampus UMPP juga ikut mendukung aksi tersebut. Dengan membawa bendera merah putih dan Palestina, mereka tetap setia mengikuti acara sampai selesai meski pagi itu terik matahari cukup menyengat tubuh.
Rektor UMPP, Dr Nur Izzah SKp M.Kes dalam sambutannya mengatakan aksi bela Palestina ini yang memandegani Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA). Makanya pada hari itu, aksi serupa serentak diselenggrakan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah seluruh Indonesia.
”Dalam aksi ini, kami dari Forum Rektor PTMA menyatakan sikap terhadap kondisi yang melanda negara Palestina,” kata dia.
Pertama, mengutuk keras Israel atas agresi dan serangan militer yang sangat tidak proporsional, lalu penangkapan massal terhadap warga sipil Palestina, perusakan berbagai fasilitas umum, utamanya fasilitas kesehatan, serta blokade bantuan kemanusiaan. Pernyataan sikap berikutnya mengapresiasi sebesar-besarnya dukungan mahasiswa, dosen, dan guru besar di seluruh dunia yang sudah berani menyuarakan hati nurani dan akal sehatnya menolak kejahatan genocide Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina. Kemudian mengecam keras sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negaranegara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangan terhadap Palestina.
Berikutnya meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memaksa dan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata Israel dan Palestina. Selanjutnya Forum Rektor PTMA mendukung Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genocide warga Palestina.
”Kami juga mengecam Organisasi Kerja Sama Islam, Rabithah Alam Islami, dan negara negara Arab yang bersikap lemah dan cenderung membiarkan Israel secara leluasa melakukan penyerangan dan pembunuhan hanya untuk kepentingan dalam negeri mereka sendiri,” tandasnya.
Nur Izzah menambahkan, aksi ini digelar lantaran hampir satu abad konflik Israel-Palestina tidak kunjung berujung. Hal ini tidak lepas dari misi Zionis Israel untuk menguasai tanah Palestina. Berbagai serangan, penindasan, pengusiran, dan pembunuhan dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini, paparnya, agresi dan serangan militerIsrael terhadap warga Palestina merupakan serangan yang paling keji, biadab, dan brutal dalam sejarah konflik Israel dan Palestina. Korban terbunuh telah mencapai hampir 35.000 orang dan terluka mencapai lebih dari 77.867 orang, yang sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Bahkan saat ini, sebagian besar jalur Gaza telah menjadi puing-puing. Pasokan makanan dan bantuan kemanusiaan ke Palestina diawasi dan dibatasi secara ketat oleh tentara Israel.
”Warga pun akhirnya menjadi kelaparan sehingga sering terlihat pemandangan yang sangat memilukan. Ironisnya, tindakan yang dilakukan Israel terhadap Palestina justru mendapat pembiaran dan dukungan dari negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat,” tegas dia. (P05_red)