SLAWI, smpantura – BPJS Kesehatan Cabang Tegal, mendorong para pekerja untuk menjaga kesehatan mental dan fisik sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Hal tersebut menjadi fokus utama kegiatan Company Gathering, dengan menghadirkan psikolog UGM, Sukmadiarti dan binaragawan Indonesia, Ade Rai, di Kabupaten Tegal, Selasa (21/5).
Kepala BPJS Kesehatan Tegal, Chohari mengatakan, kesehatan mental menjadi salah satu fokus utama dalam program BPJS Kesehatan Tegal.
Sebab, dalam beberapa dekade terakhir, isu kesehatan mental telah mendapat perhatian lebih di berbagai sektor, termasuk dunia kerja.
“Kami mengajak perusahaan dan pekerja untuk lebih peka terhadap tanda-tanda stres dan gangguan mental lainnya,” katanya.
Selain kesehatan mental, BPJS Kesehatan Tegal juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik.
Chorari menyebut bahwa pekerja yang sehat secara fisik, cenderung lebih produktif dan mampu bekerja dengan efisiensi yang lebih tinggi.
Program kesehatan fisik yang diinisiasi meliputi kampanye hidup sehat, pemeriksaan kesehatan rutin, serta penyediaan fasilitas olahraga di tempat kerja.
“Isu kesehatan mental saat ini memang sedang menjadi perbincangan hangat,” ujarnya.
Ditambahkan Chorari, banyaknya kasus bunuh diri di Indonesia yang mencuat belakangan, menunjukkan adanya permasalahan hidup yang mungkin tidak terungkapkan atau tidak mendapatkan pertolongan sebelumnya.
Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), terdapat 287 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang 1 Januari-15 Maret 2024.
Hal ini tentu saja tidak sebanding dengan jumlah kasus sepanjang tahun 2023 tercatat 451 kasus.
Psikolog UGM, Sukmadiarti menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan dari mental kita, karena hidup berisi 10 persen kenyataan dan 90 persen berisi cara kita merespon kenyataan tersebut.
Artinya, respon kita terhadap kenyataan adalah sesuatu hal yang dapat kita kendalikan, sedangkan kenyataan adalah sesuatu yang terjadi di luar kendali kita.
“Stres di tempat kerja dapat berdampak negatif pada kinerja dan produktivitas pekerja. Oleh karena itu, kami mendorong perusahaan untuk menyediakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental, seperti ruang relaksasi dan program konseling,” katanya.
Binaragawan Indonesia, Ade Rai mengajak peserta Company Gathering untuk menganalogikan tubuh sebagai usaha yang dimiliki lima pemegang saham.
“Pemegang saham ini di antaranya cairan, organ, tulang, otot dan lemak. Kelimanya ini harus memiliki porsi yang seimbang dan tidak berlebihan atau kurang,” jelasnya.
Dalam momentum itu, Ade Rai juga menjelaskan kunci menjaga kesehatan fisik. Salah satunya adalah tidak malas bergerak.
“Jangan malas gerak, agar kesehatan fisik kita tetap terjaga. Gerakkan mulut dengan mengatur komposisi makanan, gerakkan badan dengan berolahraga dan gerakkan nafas serta pikiran,” ungkapnya.
BPJS Kesehatan Tegal juga mengajak seluruh pihak terkait untuk berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.
Edukasi berkelanjutan tentang pola hidup sehat dan manajemen stres menjadi bagian integral dari program ini.
Melalui seminar, workshop dan pelatihan, para pekerja diharapkan dapat memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai cara menjaga kesehatannya.
Inisiatif BPJS Kesehatan Tegal dalam mendorong pekerja untuk menjaga kesehatan mental dan fisik merupakan langkah positif menuju optimalisasi produktivitas kerja.
Dengan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan holistik, diharapkan kinerja dan produktivitas pekerja dapat meningkat secara signifikan, membawa manfaat bagi individu maupun perusahaan secara keseluruhan.
“Kami berkomitmen untuk terus memberikan edukasi yang komprehensif mengenai kesehatan mental dan fisik. Dengan dukungan dari perusahaan dan pekerja, kami optimis dapat menciptakan budaya kerja yang lebih sehat dan produktif,” tegas Chorari. (T03-Red)