SLAWI, smpantura – Industri Kecil Menengah (IKM) pengelolaan logam di Kabupaten Tegal, lesu sejak beberapa tahun terakhir. Kondisi itu disikapi DPRD Kabupaten Tegal dengan mendorong Pemkab Tegal untuk peduli terhadap IKM logam. Pasalnya, Tegal yang dikenal Jepangnya Indonesia, justru kondisinya memprihatinkan.
“Banyak IKM logam yang mengeluhkan sepi order. Kenapa pemerintah tidak hadir, padahal industri di Kabupaten Tegal menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 40 persen,” kata Ketua DPRD Kabupaten Tegal, Moh Faiq usai rapat kerja bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di ruang Badan Anggaran (Banggar), Selasa (28/5). OPD tersebut diantaranya, Dinas Perinaker, DPUPR, DPPKAD dan Bappeda.
Dikatakan, pemerintah daerah segera turun tangan untuk membantu kondisi IKM logam yang kian lesu. Secepatnya, pemerintah harus melakukan penataan lokasi, memberikan pembinaan kepada para IKM, baik dari segi produksinya, pemasarannya maupun SDM.
“IKM logam penyumbang 40 persen PDRB, makanya harus mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah,” kata Faiq, didampingi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rudi Indrayani dan Agus Solichin.
Dia menyarankan, IKM logam harus dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tegal. Untuk konsepnya seperti apa, akan dibahas lagi bersama dengan OPD yang membidangi.
“Ini kita mengawali. Harus dimasukan ke dalam RPJMD 2045,” cetusnya.
Faiq berharap, IKM Logam di Kabupaten Tegal bisa berkembang seperti semula. Sehingga slogan Tegal sebagai Jepangnya Indonesia akan bangkit kembali.
“Kondisi saat ini, banyak penurunan produktifitas. Ya mungkin karena ekonomi global. Tapi apapun itu, kalau pemda masih bisa berupaya, ya kita lakukan,” tekadnya.


