SLAWI, smpantura – Markas Komando (Mako) Brigif 4/ Dewa Ratna Slawi, Kabupaten Tegal yang kini berdiri megah, ternyata sebelumnya Pabrik Gula Dukuhringin. Pabrik Gula yang berdiri pada masa pemerintahan Hindia Belanda dan didirikan oleh Colonel Theodore Lucassen pada tahun 1842 itu, masih ada bangunan peninggalan Belanda yang dipertahankan.
Berdasarkan liflet yang dikeluarkan Brigif 4/ Dewa Ratna, bangunan Pabrik Gula Dukuhwringin atau Suikerfabriek Doekoewringin dibangun dengan sistem kontrak gula yang dikeluarkan oleh Menteri Koloni JC Baud. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, pabrik gula ini pernah mengalami penjarahan dan pengrusakan, sehingga beralih fungsi menjadi pabrik tekstil yang dikelola oleh pemerintah Kekaisaran Jepang. Tetapi tidak berlangsung lama karena Jepang akhirnya kalah pada Perang Dunia II. Pada tahun 1957, Pabrik Gula Dukuhwringin ini tidak terurus. Secara resmi dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia, dan beberapa tahun kemudian komplek pabrik ini terbengkalai dan bangunan utama pabrik dibongkar. Pada tahun 1960, pabrik gula itu, beralih fungsi menjadi markas militer Brigif 4/ Dewa Ratna.
Kini, bangunan utama pabrik sudah dibongkar, tidak berbekas. Namun, beberapa bangunan bekas petinggi pabrik gula digunakan kembali pada lingkungan Brigif Dewi Ratna, seperti Taman Bermain dan Wisma Jendral Ahmad Yani. Wisma Jenderal Ahmad Yani ditempati oleh Danbrigif 4/ Dewa Ratna.
Selain itu, sisa-sisa rel bekas bangunan belanda masih ada. Tak hanya itu, pinggiran rel jalur Stasiun Slawi-Purwokerto yang dulunya digunakan untuk pengangkutan distribusi gula, juga masih ada.