TEGAL, smpantura – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tegal, terus melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan sejumlah pemerintah daerah, untuk memperkuat kerja sama antardaerah (KAD), sehingga tercipta pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang stabil.
KAD juga menjadi upaya menjaga pengamanan pasokan dan kelancaran distribusi di tengah isu gelombang panas, yang berdampak pada hasil pertanian di Indonesia.
Pj Wali Kota Tegal, Dadang Somantri, Jumat (14/6) mengatakan, Provinsi Jawa Tengah mendapat penghargaan sebagai TPID provinsi berkinerja terbaik 2024 dalam pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi tahun 2024 dan TPID Award.
“Itu karena kolaborasi antar pemprov dengan kabupaten kota. Inflasi Kota Tegal pada bulan Mei kemarin berada di angka 2,54 persen. Sedangkan Provinsi Jateng, 2,66 persen, kita masih di bawahnya” kata Dadang.
Meski demikian, seluruh komponen yang ada di Kota Tegal, diharap tetap waspada dan berhati-hati dengan Inflasi bulan Juni 2024. Dia berharap, inflasi bulan Juni 2024 tidak lebih tinggi dibanding bulan Juni 2023 sebesar 0,04 persen.
Untuk menekan laju inflasi, TPID akan berupaya menjaga stabilitas harga dan mendorong agar harga komoditas menurun yang pada beberapa waktu lalu sempat mengalami peningkatan.
“Kemarin harga bawang merah sudah turun. Sekarang ini yang belum itu harga cabai. Makanya kita melakukan gerakan untuk menanam cabai di polybag. Apalagi ke depan kita juga akan memasuki musim panas, pasti akan ada kondisi-kondisi yang mempengaruhi harga,” tuturnya.
Selain itu, TPID juga memperkuat kerja sama antardaerah (KAD) untuk memasok komoditas yang disinyalir akan mengalami kenaikan. KAD dilakukan dengan Kabupaten Brebes, Tegal dan Kabupaten Pemalang.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Tegal, Marwadi menambahkan, tidak hanya menanam bibit cabai dan KAD, pihaknya juga mendorong terbentuknya badan usaha milik daerah (BUMD) di Kota Tegal yang bergerak di bidang pangan.
“Informasinya BUMD pangan ini diajukan kembali ke DPRD,” jelasnya.
Sementara, Bank Indonesia (BI) telah membuat prototype badan usaha milik petani (BUMP) yang khusus menjual persediaan pangan di Kabupaten Pemalang. Apabila pembinaan yang dilakukan berhasil, maka BUMP akan diterakan ke daerah-daerah lain.
Ditegaskan Marwadi, BUMP binaan BI berfokus pada penanaman padi, mengingat adanya isu musim panas yang akan mengganggu pasokan beras, termasuk adanya informasi penurunan produksi padi dari beberapa negara.
“Terkait inflasi, kami terus mengeratkan koordinasi dengan pemda. Apabila ada sinyal inflasi, kami langsung melakukan tindakan segera, misalnya dengan melakukan pasar murah,” tegasnya.
Kepala BPS Kota Tegal, Eman Sulaeman mengemukakan, pemantauan harga dilakukan setiap hari dan dilaporkan ke TPID, sebagai dasar untuk menentukan kebijakan apabila terjadi kenaikan yang cukup tinggi.
“Secara umum, dalam dua minggu terakhir harga komoditas di Kota Tegal, relatif stabil meski harga cabai mengalami kenaikan sekitar 10 persen,” katanya. (T03_Red)