SLAWI, smpantura – Tugu Poci yang berada di Bundaran GBN Slawi, Kabupaten Tegal sebagai simbol kejayaan pabrik teh di kabupaten tersebut. Tapi, kapan dan kenapa Tugu Poci ini dibangun?.
Tugu Poci ini dibangun pada tahun 2012 lalu. Pembangunan Tugu Poci itu, diawali dengan pemecahan Rekor MURI minum teh terbanyak 1.500 orang yang digelar di lapangan Pemkab Tegal pada perayaan Hari Jadi ke-411 Kabupaten Tegal.
Pembangunan Tugu Poci sebagai bentuk apresiasi Pemkab Tegal terhadap pabrik teh di Kabupaten Tegal. Teh yang diproduksi pabrik-pabrik teh di Tegal, dinilai mampu mengangkat nama Tegal. Terlebih, usai pemecahan Rekor MURI, sehingga Pemkab Tegal yang bekerjasama dengan pabrik Teh Poci, membuat tugu tersebut.
Tugu Poci yang berada di depan Masjid Agung Slawi ini, sempat menimbulkan polemik. Pada tahun 2014 lalu, Ketua DPRD Kabupaten Tegal A Firdaus Assyairozi yang disepakati Bupati Tegal Enthus Susmono, meminta Tugu Poci dibongkar. Hal itu dikarenakan Tugu Poci ini, terkesan seperti iklan karena ada logo salah satu pabrik teh, yakni Teh Poci. Akan tetapi, hingga kini Tugu Poci masih berdiri tegak.
Tugu Poci yang berada di Jalan A Yani Procot, Kecamatan Slawi itu, kini kerap dikunjungi masyarakat untuk berswafoto. Bahkan, tugu ini juga menjadi wisata alternatif saat liburan. Kendati letak Tugu Poci berada di tengah Bundahan GBN, namun banyak masyarakat yang sengaja untuk berkunjung di tugu tersebut.
Di Kabupaten Tegal ada beberapa pabrik teh besar, yakni Teh Tongtji yang sudah ada sejak tahun 1938, Teh Gopek yang berdiri tahun 1942, Teh Dua Tang yang ada sejak tahun 1942, Pabrik Teh Gunung Slamat yang memproduksi Teh Sosro, dan Teh Poci sejak tahun 1940, serta Teh Tatah atau The Slawi sejak tahun 1928.
Salah satu pengunjung Tugu Poci, Agus Raharjo mengatakan, dirinya bersama keluarga kerap menghabiskan akhir pekan di sekitaran Tugu Poci. Lokasi ini tak hanya menarik buat selfi dan sekedar nongkrong. Tak hanya Tugu Poci yang menarik, tapi juga ada monumen GBN yang nyaman buat anak bermain.
“Sekarang juga ada air mancur di depan Masjid Agung Slawi. Tempat makan juga banyak dan tiap malam Minggu selalu ramai,” katanya. (T05_Red)