Kembangkan Teater di Tegal, Suriali Andi Akuisisi Teater Dingdong

TEGAL, smpantura – Teater Dingdong Tegal, yang dibentuk Almarhum Slamet Ambari dan adiknya Waluyo Bunain, pada tahun 1984, resmi diambil alih Budayawan Tegal, Suriali Andi Kustomo, yang juga pemilik Galeri Sewusiji Tegal, Rabu (17/7/2024).

Suriali Andi mengatakan, akuisisi tersebut dilakukan untuk memberi apresiasi dan menghidupkan kembali spirit pendiri kelompok teater tersebut. Bahkan, dalam tataran tertentu, teater dapat disebut sebagai aset tak benda yang ikut berkiprah di kerja-kerja kebudayaan selama ini.

Ketua Dewan Kesenian Kota Tegal itu mengaku sempat menghubungi beberapa kelompok teater hingga sanggar. Proses itu dilakukan sejak tahun 2023. Dia melakukan riset atas grup atau kelompok termasuk menelusuri sejarahnya, sehingga akuisisi tidak memunculkan masalah.

“Teater Dingdong adalah kelompok kesenian yang pendiri berikut ahli warisnya kooperatif. Faktor ini penting di samping soal kiprah dan kesejarahan teater itu sendiri,” kata Andi saat ditemui di Pelataran Sastra Rumah Piek, Jalan Ciremai, Kota Tegal.

Motif pengambilalihan itu sendiri lebih didasari kecintaan pada dunia teater.

“Saya tidak berkeinginan membuat yang baru. Tetapi mencoba menghidupkan kembali yang lama. Mengapresiasi dan mengembangkannya untuk dunia teater di Tegal,” jelasnya.

Bagi dunia usaha (korporat) aksi akuisisi sudah lazim terjadi. Tetapi bagi dunia kesenian? Sepertinya belum terjadi.

“Maka itulah saya mencoba memulai, sehingga para pelaku seni dan budaya pun dapat menghargai ide dan aset yang dimilikinya,” tandasnya.

BACA JUGA :  Kantor Imigrasi Pemalang Siap Implementasikan Masa Berlaku Paspor 10 Tahun

Sebagai informasi, proses akuisisi dilakukan secara resmi dengan melibatkan notaris dan saksi-saksi, seperti Lutfi AN, Bontot Sukandar, Hendri dari Bengkel Teater, Budayawan Atmo Tan Sidik dan M Enthieh Mudakir.

“Kami menghadirkan pendirinya dan jika sudah tidak ada maka oleh ahli warisnya. Selain itu disaksikan pula oleh tokoh-tokoh teater senior,” tegasnya.

Salah satu pendiri Teater Dingdong, Waluyo Bunain, mengapresiasi apa yang dilakukan Ketua DKT. Pihaknya merasa senang jika memang teater Dingdong dapat dihidupkan kembali namanya.

Hal senada juga disampaikan Kamandhanu, mewakili Almarhum Slamet Ambari. Dia berharap teater di Kota Tegal, terus berkembang dan regenerasi para seniman teater akan selalu ada.

Seniman Teater, Lutfi AN merasa takjub dengan niat dan tekad dari Ketua DKT yang lebih memilih untuk menghidupkan nama Teater Dingdong yang dulu di era 80’an sukses mementaskan karya-karyanya.

“Ini bentuk keseriusan yang sangat luar biasa untuk bisa menghidupkan kembali teater dan semoga teater di Kota Tegal semakin terus berkembang,” ujarnya.

Sementara, Bontot Sukandar yang dulu sempat berlatih dan pentas bersama teater Dingdong turut merasa bangga. Ia menceritakan jika dulu Teater Dingdong sempat mementaskan karyanya, seperti Masyitoh, Bilal bin Rabah dan lainnya. (T03_red)

error: