TEGAL, smpantura – Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi mengaku akan membuka keran investasi, untuk mendorong percepatan penyerapan tingkat pengangguran terbuka di Jawa Tengah.
Hal itu disampaikannya saat bertemu perwakilan organisasi kepemudaan Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, di Rumah Kopi Tegal, Minggu (4/8/2024) siang.
Mas Hendi mengatakan, jumlah lapangan pekerjaan yang ada saat ini belum berbanding lurus dengan jumlah usia produktif. Jika dipaksakan untuk penyerapan tingkat pengangguran, maka tidak akan terkejar. Oleh karenanya, dia akan membuka keran investasi seluas-luasnya di Jateng.
“Solusi ini pernah saya lakukan di Kota Semarang. Nilai investasi Kota Lumpia saat itu (2015) mampu menembus di atas Rp 10 triliun. Keran investasi di Jateng bisa kita buka seluas-luasnya, dengan cara mempercepat dan mempermudah proses perizinan. Upaya ini akan diterapkan, jika nanti saya diberi amanah warga untuk memimpin Jateng,” kata dia.
Selain mempermudah dan mempercepat perizinan, Mas Hendi juga akan meminta Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) untuk tidak bermain-main atau membebani calon investor.
“Beberapa kali saya memindah pegawai DPMPTSP, karena terbukti ‘bermain’. Jika kita permudah perizinan, saya yakin investor akan berbondong-bondong datang dan menanamkan modal ke sini. Tentunya dengan melihat peluang dan kondisi,” jelasnya.
Namun demikian, Mas Hendi juga berupaya mendorong masyarakat berusia produktif, untuk menjadi wirausaha, dengan dibekali keahlian dan pelatihan yang cukup. Sebab, tidak mungkin jika semua usia produktif dapat menjadi pegawai.
“Dulu (saat menjabat wali kota Semarang), pola membangkitkan wirausaha muda pernah dilakukan. Kita beri bantuan kredit secara mudah dan murah, dengan bunga tiga persen per tahun. Solusi ini bisa kita terapkan lebih luas di Jateng. Tetapi, yang belum bisa saya lakukan adalah memberi bantuan kredit tanpa ada cicilan,” kelakarnya.
Ditegaskan Mas Hendi, sangat penting di dalam wilayah apapun termasuk negara, pada saat jumlah pengusaha (besar, menengah dan kecil) semakin banyak, maka ekonomi bangsa akan semakin kuat.
Selain itu, Mas Hendi juga menyatakan fokus mengembalikan Jateng sebagai lumbung pangan. Dengan kemajuan teknologi, modernisasi alat bisa menjadi sebuah pilihan untuk bisa meningkatkan hasil panen dan Jateng tetap menjadi lumbung pangan.
“Waktu saya berbicara seperti ini sempat ada yang protes terkait industri. Maka saya jawab, industri penting juga karena banyak menyerap tenaga kerja. Hanya saja, jangan sampai pengembangan industri keluar dari koridor perda tata ruang di masing-masing wilayah. Mesti dibatasi, jangan sampai kemudian mengganggu lingkungan, polusinya dijaga dan arus lalu lintasnya jangan sampai krodit di wilayah,” jelasnya. (T03_red)