Seni Harus Berinovasi Agar Lebih Baik dan Menarik

SLAWI, smpantura – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) menggandeng Komisi X DPRI RI, Disporapar Kabupaten Tegal menyelenggarakan BISA Fest di di Limited Coffee dan Eatery, Slawi, Kabupaten Tegal pada Jumat (23/8/2024) malam.

Kegiatan yang diikuti budayawan Kabupaten Tegal ini mengusung tema ”Pesona Warisan Budaya, Merajut Tradisi Seni Pertunjukan Tegal ”.

Dibuka oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, kegiatan dibuka dengan Tarian Kuntulan yang dimainkan oleh Sanggar Macan Kumbang Pucangluwuk, Bojong.

Selanjutnya secara berturut-turut tampil Indonesia Menari yang dimainkan dua penari dari Sanggar Warraya Slawi Ayu dan Tarian Kotaku Hebat yang dimainkan dua penari Sanggar Sekar Budaya.

Malam itu juga diadakan talk show dan tanya jawab dengan narasumber Nur Wahyu Nugroho Widi, pamong budaya dari Kabupaten Tegal.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih saat membuka kegiatan tersebut mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan BISA Fest oleh Kemenparekraf yang berkolaborasi dengan banyak pihak, dalam rangka memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif sekaligus melestarikan kesenian budaya dan religi yang dimilki oleh Indonesia khususnya di Kabupaten Tegal.

Fikri menekankan pentingnya inovasi dalam berkesenian sehingga menghasilkan penampilan yang lebih baik, menarik dan disukai masyarakat, yang nantinya akan ditonton terus.

” Budaya harus ada inovasi. Kata kuncinya pemajuan inovasi. Kalau tidak ada inovasi maka akan seperti itu terus tidak berkembang. Saya yakin dalam seni pasti ada kendala pro dan kontra berinovasi budaya dan hal tersebut harus disikapi jangan sampai dari wisata menjadi biang bencana. Namun budaya ada seni yang di tunjukan,” tutur Fikri.

BACA JUGA :  Ingin Tampil Glowing Saat Lebaran, Coba Mandi Kembang Wijayakusuma

Analis Kebijakan Ahli Muda Kemenparekraf  Arya Galih Anindita menyampaikan beberapa pelestarian budaya menjadi tanggung jawab bersama, termasuk mendorong seni tari menjadi bagian yang lebih kuat dan sebuah produk wisata.

Dirinya juga mencontohkan Kabupaten Magelang  yang sudah mencoba mengintegrasikan seni  menjadi aktivitas bagi para wisatawan yang berdampak meningkatnya perekonomian masyarakat.

” Wisatawan bukan hanya menginap di hotel tapi menginap di rumah penduduk/homestay. Selain menginap, makan malam, menonton tari hingga mencoba tarian. Semua dijadikan paket wisata, dijual dengan harga tertentu.

Bagaimanapun menari mempunyai manfaat bagi kesehatan mental,”sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Porapar Kabupaten Tegal Ahmad Uwes Qoroni menjelaskan, bahwa BISA Fest merupakan sebuah upaya yang luar biasa untuk meningkatkan kapasitas SDM pelaku budaya dengan menampilkan sebuah pentas seni yang luar biasa salah satunya adalah seni Kuntulan.

Uwes menuturkan, seni Kuntulan tersebar di 281 desa dan 6 kelurahan di Kabupaten Tegal. Adapun yang perlu dilakukan adalah bagaiaman menjadikan Kuntulan menjadi pentas budaya.

“Budaya di Kabupaten Tegal luar biasa. Tinggal memicu dan memacuya. Ada potensi , ada kendala. Semoga ke depan pelaku budaya dan pelaku pelaku wisata bisa tergugah dan lebih baik lagi,”sebutnya.

Uwes berharap, melalui kegiatan ini dapat memunculkan generasi baru khususnya pelaku seni Kuntulan,  termasuk memperbaiki pelafalan syair.

“Saat ini meski gerakannya sama, tapi sudah ada variasi. Pemainnya mulai muda-muda dan membenarkan pelafalan syair,”sebutnya.

error: