TEGAL, smpantura – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Tegal bersama Kelurahan Tegalsari serta Puskesmas Tegal Barat, terus berinovasi dalam sinergi dan kolaborasi penanganan kasus stunting di kelurahan setempat.
Salah satu langkah percepatan itu yakni dengan memberikan susu serta pemberian makanan tambahan (PMT) yang dikoordinasikan dengan puskesmas setempat.
Selain itu, mereka juga melakukan inovasi lain dengan memberikan edukasi kepada orang tua maupun pengasuh anak stunting terkait pijat balita dalam rangka penanganan stunting di Kelurahan Tegalsari.
“Pijat balita ini memiliki banyak manfaat. Kami coba inovasikan di sini, untuk melengkapi program percepatan penanganan stunting yang sudah ada seperti pemberian susu dan PMT sebagai pemenuhan gizi anak stunting,” ungkap Plt Kepala DPUPR Kota Tegal, H. Setia Budi, Kamis (29/8/2024).
Bahkan, Budi mengaku telah menyiapkan langkah-langkah lain untuk menangani stunting, seperti peningkatan kemampuan kader kesehatan. Sederet langkah itu merupakan bentuk kepedulian Pemerintah Kota Tegal dalam menyongsong generasi emas 2045.
“Program bapak asuh anak stunting kami lakukan bertahap sejak Juli dan seterusnya, hingga kasus stunting di Kelurahan Tegalsari benar-benar tuntas atau zero. Khusus untuk pijat bayi, ” jelasnya.
Lurah Tegalsari, Ahmad Fauzi menerangkan, jumlah anak stunting di wilayahnya masih dalam observasi Dinas Kesehatan Kota Tegal, menyusul sederet program telah dilakukan bersama pihak-pihak terkait, termasuk DPUPR sebagai bapak asuh anak stunting dan Puskesmas Tegal Barat.
Selain itu, pihaknya juga memanfaatkan tanggungjawab sosial dan lingkungan atau CSR yang diperuntukkan menjadi beberapa program, baik pemberian makanan tambahan, susu dan program lainnya.
“Pemanfaatan CSR ini kami perkirakan bisa sampai Desember 2024. Untuk penanganan stunting, kami saling melengkapi dengan DPUPR, Puskesmas maupun kelurahan siaga dari ibu-ibu forum kesehatan keluarga (FKK),” tegasnya.
Sementara, Bidan Puskesmas Tegal Barat, Imaningtyas Pangesti Hidayah menjelaskan, pijat bayi atau pijat tuina salah satu efeknya adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan balita, memperkuat sistem imunitas atau daya tahan tubuh dan otot-otot.
Pijat tuina yang memiliki enam rangkaian mulai disosialisasikan kepada orang tua dan pengasuh anak stunting, sehingga dapat dilakukan dua kali setiap hari. Sebab, treatment pijat tuina kurang efektif apabila dilakukan 1-2.
“Pijat tuina ini adalah yang paling dasar dan bisa dilakukan siapa saja. Kami mengajarkan orang tua dan pengasuh, agar bisa melakukan tretment ini setiap hari, minimal dua kali daripada tretment 1-2 kali saja. Karena memang intensitas dibutuhkan agar hasil yang didapat lebih maksimal,” katanya.
Adapun pijat tuina dapat dimulai dari area wajah, punggung, dada, perut, kaki dan tangan. Treatment di area wajah, dipercaya dapat memaksimalkan reflek oral sehingga membantu memperkuat otot-otot.