Slawi  

Penyandang Disabilitas Dilatih Kewirausahaan Membuat Roti dan Kue

SLAWI, smpantura – Sebanyak 16 penyandang disabilitas mendapat pelatihan kewirausahaan membuat roti san kue oleh Balai Latihan Kerja Suradadi.

Pelatihan berlangsung mulai 5 September hingga 1 Oktober 2024 di Kantor UPTD Loka Bina Karya ( LBK) Adiwerna, Kabupaten Tegal.

Kepala UPTD Loka Bina Karya Umi Diyah Arti menuturkan, pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan keterampilan membuat roti dan kue di kalangan penyandang disabilitas. Harapannya, dengan keterampilan yang dimiliki, mereka mampu mandiri dan meningkat perekonomiannya.

Menurut Umi, pelatihan diikuti penyandang disabilitas juga keluarga penyandang disabilitas diantaranya dari Komunitas Cerebral Palsy Trengginas.

” Harapan kami, keterampilan membuat roti dan kue dapat meningkatkan perekonomian keluarga mereka,” tutur Umi, Jumat (27/9/2024).

Umi menuturkan, produk roti dan kue buatan penyandang disabilitas tersebut nantinya akan didisplay di sentra UMKM bagi disabilitas Dinas Sosial Kabupaten Tegal yang akan diluncurkan awal 2025.

” Pelatihan ini salah satu persiapannya.Selain dilatih keterampilan membuatvroti dan kue, peserta juga mendapat bantuan modal dan sarana prasarana,” tuturnya.

Dalam kegiatan itu,peserta dilatih oleh Yuni, salah satu instruktur dari Balai Latihan Kerja Suradadi.

Yuni menuturkan, dalam pelatihan tersebut, selain mendapat teori tentang pembuatan roti dan kue, peserta juga diajar menghitung harga pokok penjualan ( HPP), titik impas/ balik modal ( BEP).

BACA JUGA :  Dirikan TPS 3R, Desa Kertasari Mandiri Kelola Sampah

Pada acara market day, Kamis (26/9), peserta juga diajak ke Dinas Sosial untuk berlatih pemasaran produk.

Alhasil dari market day yang diikuti, sejumlah peserta ada yang mendapat pesanan.

Yuni menuturkan, selama pelatihan peserta dilatih membuat aneka roti dan kue, seperti pie buah, sus , apem selong, saroja rebon, nastar, lidah kucing rainbow, fudgy brownies dan corn flakes cookies.

Aelain itu, juga dilatih membuat puding klamud, kue kacang, putri salju, roti abon gulung (floss roll abon) , donat, wingko babat dan bolen pisang.

Yuni menuturkan, pelatihan dibiayai APBN Kementerian Ketergakerjaan melalui Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Semarang.

Sopi (40) penyandang disabilitas dari Komunitas Difabel Slawi Mandiri (DSM) mengaku senang mendapat kesempatan mengikuti pelatihan tersebut.

” Saya punya usaha membuat bolu loyang, kue kering dan snack box.Dengan pelatihan menu roti dan kue yang saya tawarkan jadi bertambah,” ungkap Sopi.

Dari pelatihan yang diikuti, hingga kemarin dia audah menerima pesanan 120 bungkus wingko babat dari tetangga dan instansi. (**)

error: