Pagelaran Kolosal Pandhita Wanara Agung Pukau Warga Kabupaten Tegal

SLAWI, smpantura – Pagelaran kolosal Pandhita Wanara Agung yang dipentaskan di Taman Rakyat Slawi Ayu (Trasa) Minggu (13/10/2024) memukau warga Kabupaten Tegal.

Pagelaran kolosal melibatkan puluhan seniman dari Yayasan Rumah Seni Tegal, Sanggar Putera Satria Laras bekerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta berhasil menyuguhkan tontonan yang spektakuler dan menarik penonton.

Pagelaran tersebut melibatkan 9 dalang, 23 penari dan 15 pemusik.

Pagelaran kolosal Pandhita Wanara Agung ini merupakan
penutup Gigantophitecus Expo 2024, yang merupakan kegiatan kolaborasi BLU Museum dan Cagar Budaya Direktorat Jenderal Kemendikbudristek RI melalui Museum Semedo, Dewan Kebudayaan Kabupaten Tegal dan Dewan Kesenian Kabupaten Tegal.

Kepala Bagian Umum Museum dan Cagar Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi RI, Brahmantara menuturkan, pertunjukan ini adalah selebrasi warisan budaya Gigantopithecus yang bertujuan untuk memperkuat ekosistem budaya di Kabupaten Tegal.

“Semoga ini bisa menjadi inspirasi supaya muncul karya-karya baru, cipta rasa baru, terutama untuk penguatan ekosistem kebudayaan yang ada di Kabupaten Tegal,” ujar Brahmantara.

Pj Bupati Tegal Agustyarsyah, yang diwakili oleh Staf Ahli Nurhapid Junaedi, menambahkan bahwa pertunjukan ini wujud interpretasi artistik para budayawan terhadap fosil Gigantopithecus, warisan budaya yang menjadi kebanggaan Kabupaten Tegal.

BACA JUGA :  Ribuan Onthelis Akan Ramaikan Wisata Bangunan Bersejarah di Kota Bahari

“Ini bukan sekadar tontonan, tapi tuntunan yang dikemas dalam balutan seni yang memukau,” ujarnya.

Pagelaran kolosal ini menampilkan kisah Kerajaan Semedo Kiskendha, menggambarkan perjalanan Raden Goriwanara putera dari Raja Gigantowanara, yang berjuang untuk menyelamatkan rakyatnya.

Pagelaran kolosal ini disutradarai Ki Dalang Sri Waluyo dan Asisten Sutradara Ki Haryo Susilo.

Sebagai komposer musik adalah Rike Dwiki dan koreografer Anggono Kusumo Wibowo yang merupakan ketua jurusan seni tari Institut Seni Indonesia Surakarta dibantu Asisten Sutradara Cahwati.

Selain Ki Sri Waluyo dan Ki Haryo Enthus Susmono , dalang muda yang terlibat dalam pagelaran tersebut antara lain Ki Jendra, Ki Hanum, Ki Nugroho, Ki Satrio, Ki Fikri, Ki Dhika dan Ki Sasmito. Penampilang wayangborang, wayang golek dan wayang kulit membuat pagelaran ini menjadi magnet bagi penonton. (**)

error: