Pentas Duta Seni 2024 di TMII Kota Tegal Bawakan Sendratari Kardinah Mulyaning Nuswantara

TEGAL, smpantura – Sebagai salah satu pusat kebudayaan di Jawa Tengah, Kota Tegal menyelenggarakan Pentas Duta Seni dan Pameran Ekonomi Kreatif (Ekraf) di Pendopo Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Minggu (6/10/2024).

Dalam kegiatan ini Kota Tegal menampilkan berbagai bentuk seni dan budaya lokal, seperti penampilan Sendratari Kardinah ‘Mulyaning Nuswantara’.

Sendratari Kardinah “Mulyaning Nuswantara” merupakan sebuah karya yang diilhami oleh kekayaan sejarah, budaya dan tradisi yang ada di Tegal. Dalam tarian ini, setiap gerakan dan kostum yang dikenakan menggambarkan keindahan dan kearifan lokal, mencerminkan nilai-nilai luhur yang ada di masyarakat dan bisa mengingat perjuangan seorang tokoh R.A. Kardinah.

Dengan tema ‘Mulyaning Nuswantara’, tari ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak penonton untuk kembali mengingat, prihatin dan bangga terhadap sosok R.A. Kardinah.

Di pentas tersebut, penampilan tari ini disajikan dengan sangat menarik. Penari, yang mengenakan kostum khas Tegalan. Gerak yang dilakukan dengan anggun, lincah dan harmonis, menciptakan paduan gerakan yang memukau. Musik pengiring yang menggabungkan alat musik tradisional seperti gamelan dan alat modern menambah suasana, membuat penonton terpesona.

Sendratari Kardinah “Mulyaning Nuswantara” yang dibawakan oleh para penari dari Sanggar Seni Perwitasari mengangkat kisah dari seorang tokoh perempuan yang memiliki peran penting bagi wanita-wanita di daerah Kota Tegal.

Banyak orang mengetahui kisah dari R.A. Kartini bahkan setiap tahun di tanggal 21 April masyarakat selalu memperingati Hari Kartini dengan semarak. Namun, belum banyak orang tahu tentang kisah tragis adik kandung R.A. Kartini, yakni Kardinah.

Perjuangan Kardinah untuk mengedepankan pendidikan dan kesehatan yang layak bagi kaum perempuan, Kardinah membangun sekolah putri dari dana yang ia kumpulkan dari royalti hasil karya bukunya tentang masakan dan batik Khas Tegal.

Kardinah dalam proses membangun Kota Tegal sangat amat mengagumkan, hasil dari perjuangan-perjuangan yang bisa rakyat Tegal rasakan dibidang kesehatan didirikannya adalah RSUD Kardinah.

Pada pasca proklamasi kemerdekaan, terjadi peristiwa Tiga Daerah di Tegal, Brebes dan Pemalang. Para kaum radikal melampiaskan dendamnya kepada kepada semua pihak yang pernah bekerja sama dengan Belanda atau Jepang.

Salah satu yang jadi target adalah para pejabat. Kardinah dan keluarga pun tak luput dari sasaran. Kardinah dan korban lain dipaksa keluar rumah dan diberi pakaian goni.

BACA JUGA :  Komunitas Pemuda Karya Gelar Turnamen Bola Voli di Tegal

Setelahnya mereka diarak keliling kota oleh massa. Saat tragedi berlangsung Kardinah sudah berusia 64 tahun. Di usia itu, tentu saja dia tak bisa melawan. Kondisinya sudah tua renta. Dia pun menerima saja nasib jadi hujatan massa dan objek arak-arakan.

Di dalam karya Sendratari ini, Panji Pramayana, sebagai koreografer memiliki anggapan bahwa R.A. Kardinah bukan hanya seorang tokoh, melainkan juga sebagai pahlawan dan ibu bagi para perempuan-perempuan di Tegal.

Koreografi yang dinamis dan indah berhasil menyampaikan cerita tentang perjalanan R.A Kardinah, mulai dari Kardinah muda sampai Kardinah Tua. Setiap segmen dalam sendratari ini menampilkan kisah yang haru, memperlihatkan betapa teguhnya semangat Kardinah dalam memperjuangkan pendidikan dan kesehatan rakyat Tegal.

Pentas Duta Seni dan Pameran Ekraf Kota Tegal di TMII bukan hanya sekadar acara hiburan, tetapi juga menjadi ajang promosi dan edukasi tentang seni dan budaya lokal.

Karya Sendratari Kardinah ‘Mulyaning Nuswantara’ diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih mengenal perjuangan tokoh R.A Kardinah.

Sebagai koreografer, Panji Pramayana berharap Sendratari Kardinah ‘Mulyaning Nuswantara’ bisa menjadi inspirasi bagi para anak muda untuk terus berkarya dan mengingat kembali para pahlawan yang telah berjasa sampai sekarang.

“Saya berharap melalui karya Kardinah Mulyaning Nuswantara, masyarakat kota Tegal kembali bisa mengingat, prihatin dan bangga terhadap tokoh Kardinah. Beliau lah yg akhirnya kini perempuan perempuan di Kota Tegal mendapatkan hak untuk berkarya, berekspresi dan berani dalam membuat keputusan. Serta mengajak masyarakat secara luas untuk dapat memahami kembali bahwa dalam membangun Kota ada peran wanita yg berjuang di bidang pendidikan, sosial, budaya, dan ekonomi.” harapnya.

Dengan adanya acara seperti ini, dia juga berharap seni tradisional dapat terus hidup dan berkembang di tengah modernitas, serta masyarakat semakin sadar akan pentingnya melestarikan budaya sebagai identitas bangsa.

Pentas Duta Seni dan Pameran Ekraf Kota Tegal di TMII berhasil menampilkan kekayaan budaya dan kisah seorang Kardinah melalui karya sendratari Kardinah ‘Mulyaning Nuswantara’.

Dengan pesan persatuan dalam keragaman, pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan menginspirasi, menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian seni dan budaya nusantara. Devi Laila Oktofiani dan Sriyadi (Jurusan Tari, ISI Surakarta). **

error: