Tegal  

Hakikat Hari Santri Menurut Gus Muwafiq

TEGAL, smpantura – Hari santri pada hakikatnya merupakan hari kematian para santri dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di belakang Hari Santri, tidak sedikit nyawa-nyawa yang berkorban untuk keutuhan NKRI.

Demikian ditegaskan K.H Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) saat mengisi pengajian akbar Peringatan Hari Santri 2024 yang diselenggarakan Himpunan Santri Nahdlatul Ulama (Hisnu) Kota Tegal, di kawasan Jalan Pancasila, Minggu malam (27/10/2024).

Dalam tausiyah selama satu jam lebih itu Gus Muwafiq mengatakan bahwa Peringatan Hari Santri diawali dengan dirobeknya bendera merah putih biru. Peristiwa itu kemudian menyulut amarah Belanda dan sekutu sehingga memaksa para santri untuk menyerahkan diri.

“Tetapi pada saat itu para santri dengan lantang menolak. Ribuan nyawa berguguran untuk mempertahankan merah putih,” katanya.

Gus Muwafiq juga mengingatkan agar tidak macam-macam dengan sejarah bangsa. Karena di belakangnya pasti terdapat nyawa yang gugur. Termasuk diajukannya sejarah Hari Santri yang kemudian diteliti epistemologinya dengan seksama.

BACA JUGA :  Bappenas Monitoring dan Evaluasi Penanganan Tenaga Kerja dan UMKM

Menurut dia, epistemologi sejarah terdiri dari empat unsur yang apabila salah satunya tidak terpenuhi maka tidak akan memenuhi. Istilah santri, lanjut dia, merupakan istilah yang dipakai semenjak zaman wali songo.

“Jangan dikira Hari Santri diberikan cuma-cuma. Meskipun kita sudah berdarah-darah dan berperang habis-habisan, tetap harus dihitung secara epistemologi untuk bisa ditetapkan sebagai Hari Santri,” tegasnya.

Lebih lanjut Gus Muwafiq menerangkan, Hari Santri digerakkan oleh Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari yang dokumen sejarahnya masih tersimpan.

Dalam kesempatan tersebut Gus Muwafiq juga bersyukur karena santri ikut andil dalam pembentukan negara dan masuk dalam catatan sejarah.

“Sampai hari ini santri juga memiliki hak untuk ikut bersama-sama membanggakan dirinya bagian dari sejarah Kemerdekaan Indonesia,” pungkasnya. **

error: