TEGAL, smpantura – Pengembangan wilayah kota dan infrastruktur, pembangunan ekonomi digital dan ekonomi kreatif, menjadi tema dalam debat publik pamungkas pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tegal yang diselenggarakan KPU Kota Tegal di Hotel Bahari Inn, Rabu malam (13/11/2024).
Debat diikuti seluruh pasangan calon (paslon), yakni paslon nomor urut satu, H. Edy Suripno dan H. Akhmad Satori, paslon nomor urut dua, H. Dedy Yon Supriyono dan Tazkiyyatul Muthmainnah serta paslon nomor urut tiga, Faruq Ibnul Haqi dan Muhammad ‘Ashim Adz-Dzorif Fikri.
Dalam masing-masing segmen, setiap paslon saling adu pertanyaan dan gagasan untuk mewujudkan pengembangan infrastruktur di Kota Tegal. Tidak terkecuali membangun ekonomi digital dan kratif dengan menyesuaikan perkembangan zaman.
Hal yang menarik dari debat tersebut, seluruh paslon sepakat untuk mengembangkan infrastruktur di Kota Tegal, khususnya di wilayah Kecamatan Tegal Selatan dan Kecamatan Margadana.
Pasalnya, dua wilayah ini jauh tertinggal pembangunannya dibanding Kecamatan Tegal Barat dan Tegal Timur, sebagai pusat pemerintahan.
Tak kalah menarik, mereka juga memberikan perhatian terhadap penanganan banjir dan rob yang menjadi langganan di wilayah Kota Tegal.
Dalam pernyataan penutup, paslon H. Edy Suripno dan H. Akhmad Satori mengatakan, sudah saatnya Kota Tegal menentukan nasibnya sendiri. Pihaknya ingin mewujudkan pemerintahan yang di dalamnya saling menyatu (Nyawiji), antara pemerintah dengan warganya dan antara pemimpin dengan rakyatnya.
Maka refleksi perjalanan pemerintahan sebelumnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan di dalam memberikan pertimbangan dalam menentukan sebuah keputusan. Penyelenggaraan pemerintahan yang diadakan dengan arogansi kekuasaan harus disudahi.
Sementara, paslon H. Dedy Yon Supriyono dan Tazkiyyatul Muthmainnah menyebut bahwa melalui debat tersebut menambah keyakinan bersama, bahwa Kota Tegal memiliki potensi yang sangat besar untuk semakin maju.
Telah didengarkan bersama, cita-cita dan program maupun rencana strategis dari masing-masing paslon. Sikap optimistis harus terus dijunjung dalam melangkah untuk mengantarkan pada harapan yang lebih besar.
Sedangkan paslon Faruq Ibnul Haqi dan Muhammad ‘Ashim Adz-Dzorif Fikrin mengemukakan bahwa pencalonannya saat ini bukan sekadar mencari posisi, tetapi melayani dengan hati untuk menghadirkan perubahan nyata bagi Kota Tegal.
Dia juga menghargai setiap kandidat yang memiliki komitmen besar untuk Kota Tegal, karena persaingan bukanlah tentang perbedaan, melainkan tentang siapa yang siap berkolaborasi dan berkoalisi dengan masyarakat Kota Tegal untuk menciptakan perubahan terbaik.