SLAWI, smpantura – Kabupaten Tegal diselimuti berbagai bencana alam selama musim penghujan tahun 2025. Dalam tiga hari terakhir sejak Jumat (17/1/2025), kabupaten yang memiliki wilayah laut dan pegunungan itu, dilanda bencana banjir, tanah longsor dan tanah bergerak.
Plt Kepala BPBD Kabupaten Tegal, Afifudin mengatakan, puncak musim penghujan diperkirakan terjadi pada bulan ini. Diakui bahwa intensitas hujan mengalami kenaikan sekitar 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu yang membuat bencana di Kabupaten Tegal terbilang paling parah. Dalam tiga hari terakhir sejak Jumat (17/1/2025) mulai pukul 15.00 WIB, hujan lebat dengan intensitas tinggi terpantau di Bendungan Danawarih, Kecamatan Balapulang. Namun, luapan Bendungan Danawarih mulai berimbas di Slawi sejak pukul 17.00 WIB.
“Pertama di Dukuh Kembang Desa Kalisapu. Terdampak 12 rumah setinggi pinggang orang dewasa. Namun, 3 jam sudah surut,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, di Slawi Kulon banjir juga terjadi akibat tanggul sungai jebol yang berimbas pada 2 RT, namun hanya 1 jam surut. Banjir berlanjut ke wilayah utara melalui Sungai Gung ke Desa Perdagangan, Adiwerna, Pesarean, Lemahduwur dan Kajen. Pergeseran luapan Sungai Gung sekitar 1 jam.
“Di wilayah timur dari Sungai Cacaban dengan limpasan Bendung Dukuhjati yang berimbas di Desa Sidoharjo, Kecamatan Suradadi. Namun, air naik ke pemukiman warga pagi hari dan terus naik hingga malam hari,” bebernya.
Di wilayah yang sama, kata dia, limpasan juga terjadi di Bendung Cipero wilayah Kecamatan Warureja. Bendungan itu mengalami limpasan sekitar 150 meter. Imbasnya, Desa Kedungjati kebanjiran, tapi hanya berlangsung 1 jam. Setelah itu, selang 1 jam banjir melanda desa di bawahnya, yakni Desa Kendayakan, Banjaragung, dan Kedungkelor. Air masuk ke perumahan warga mulai pukul 21.00 WIB hingga pagi hari.
“Di wilayah Margasari, Sungai Pemali meluap terlihat Bendungan Notog dengan limpasan 410 centimeter. Padahal, batas maksimal bendungan itu hanya 50 centimeter. Selain itu, Sungai Pondok dan Sungai Kumisik juga meluap yang berimbas pada Desa Pakulaut 40 rumah, Dukuh Tengah 10 rumah, Kaligayam 2 RT dan Prupuk 2 RW.
Lebih lanjut dikatakan, Sungai Kaligangsa yang berbatasan dengan Kota Tegal, meluap di Desa Sidakaton, dan Sidapurna. Ketinggian air hingga 1 meter, nunggu surut cukup lama karena nunggu air di Kota Tegal surut. Namun, saat ini sudah surut.
“Diperkirakan desa yang terendam banjir sampai 20 desa. Paling parah di Sidakaton sampai 1 meter. Semua desa yang terdampak banjir sudah mendapatkan bantuan,” katanya.
Ditambahkan, longsor juga terjadi di Dukuh Clirit Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang. Longsor terjadi di tebing jalan menuju wilayah Bojong dan Bumijawa yang menutupi jalan tersebut. Namun, BPBD langsung turun tangan untuk membersihkan longsoran. Hingga pukul 01.00 WIB, jalan sudah bisa dilewati. Longsor juga terjadi di Bukit Anjing di jalur Bojong-Batunyana. Dua titik longsor telah bisa dibersihkan dan sudah bisa dilalui kendaraan.
“Terbaru, informasi pukul 08.00 hari ini, jalan patah di Tembongwah, Balapulang akibat tanah bergerak. Kita akan cek lokasi dan mengerahkan alat berat DPU,” pungkasnya. **