SLAWI, smpantura – Kemarahan masyarakat Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal agaknya semakin memuncak. Kendati telah menggelar demo di lokasi jalan rusak di ruas Pagerbarang-Jatibarang pada beberapa waktu lalu, namun jalan belum juga diperbaiki. Warga Ancam demo susulan lebih besar, jika jalan tidak diperbaiki pada tahun ini.
“Belum ada perbaikan, dan kondisinya semakin parah,” kata salah satu warga Pagerbarang, Wasirun usai mengikuti Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Pagerbarang di kantor kecamatan setempat, Selasa (4/2).
Wasirun yang membawa aspirasi dari masyarakat dalam Musrenbang itu, menyampaikan keluhan pengguna jalan saat melintasi jalan rusak Pagerbarang-Jatibarang. Masyarakat meminta untuk segera diperbaiki agar mobilitas warga tidak terganggu.
“Jalan lubangnya semakin lebar, bahkan saat hujan lubang jalan terisi air dan rawan kecelakaan,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, warga dijanjikan untuk perbaikan jalan dilakukan sebelum Lebaran tahun 2025. Padahal, bulan puasa sebentar lagi di bulan Maret 2025. Namun, hingga kini perbaikan belum juga dilakukan. Perbaikan jalan dilakukan untuk sementara berupa penutupan lubang jalan dengan menggunakan sirtu.
“Kami minta agar tahun ini bisa diperbaiki secara permanen. Jika tidak, warga akan gelar demo susulan. Massa akan semakin banyak dari semua desa yang ada di Kecamatan Pagerbarang,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala DPUPR Kabupaten Tegal, Teguh Dwijanto mengatakan, demo ribuan warga Pagerbarang yang menyoal jalan rusak parah itu, mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah. Bahkan, dirinya turun langsung ke lokasi untuk menerima aspirasi masyarakat. Beberapa kali, pihaknya mengajukan anggaran ke Pemerintah Pusat, namun belum juga direalisasi. Hal itu dikarenakan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Tegal, terbatas.
“Sudah ada alokasi anggaran di ruas jalan Pagerbarang-Jatibarang. Namun, sifatnya hanya spot-spot,” kata Teguh saat dihubungi, Kamis (23/1).
Tahun ini, lanjut dia, DPUPR akan mulai memperbaiki dengan menggunakan anggaran pemeliharaan rutin. Upaya sementara itu, dilakukan dengan urugan pilihan batu split dan pasir untuk jalan-jalan yang berlubang. Kegiatan itu ditargetkan sebelum mudik Lebaran.
“Hanya sementara untuk menutupi lubang, sehingga masih bisa dilewati,” ujarnya.
Penanganan lainnya, kata dia, penangaan dengan rigid beton lewat anggaran pergeseran di APBD tahun 2025. Namun, usulan DPUPR masih dalam proses pengajuan. Diharapkan, ajuan tersebut bisa direalisasi sekitar Rp 2 miliar.
“Minimal point 1 dan 2 yang dari APBD Kabupaten Tegal tahun 2025 bisa direalisasi,” jelas Teguh.
Selain itu, tambah dia, DPUPR juga tengah melakukan permohonan anggaran dari Inpres Jalan Daerah (IJD) ke Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Jalan Negara (BBJN) di Semarang. Anggaran yang diajukan sekitar Rp 17 miliar untuk kerusakan jalan sepanjang 3 kilometer. Ia menjelaskan, jalan Pagerbarang-Jatibarang harus diperbaiki dengan betonisasi. Hal itu melihat data beban lalu lintas yang lewat dan tanah kiri kanan masih sawah. Jika dengan aspal, maka hanya berumur pendek dan harus sering di layer ulang dan ditambal.
“Dokumen aksi damai warga Pagerbang juga sudah dikirim BBJN di Semarang, agar menjadi perhatian Pemerintah Pusat,” katanya. (T05_Red)