SLAWI, smpantura – Kue kering menjadi salah satu suguhan yang “wajib” saat lebaran. Tak heran bila banyak konsumen memburunya. Meski puasa belum ada sepekan, deretan kue kering berbagai varian mulai dipajang di swalayan. Seperti nastar, kastengel, kue semprit dan putri salju.
Tingginya minat konsumen ini menjadi peluang bagi pelaku usaha kue kering untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Tak tanggung-tanggung, sejak sebelum lebaran pelaku usaha sudah menerima pesanan aneka kue kering dari konsumen.
Hal ini diakui Sri Mutirah (50) pelaku usaha kue kering dari Desa Penusupan, Kecamatan Pangkah,Kabupaten Tegal. Ibu empat anak yang akrab disapa Uci ini mengaku kebanjiran order membuat kue kering sejak sebelum puasa. Sampai saat ini sedikitnya sudah 500 toples kue keringnya dipesan konsumen.
Pengalaman tahun lalu,sampai akhir lebaran dan Syawalan pesanan masih berdatangan. Sehingga setelah lebaran, semua anggota keluarga kembali berkutat membuat pesanan.Ia menuturan, setiap kali momen lebaran bisa membuat seribu toples kue kering.
“Dari sebelum puasa sudah ada yang pesan untuk dikirim ke keluarga saat nyadran. Sampai saat ini masih banyak pesanan yang datang untuk keperluan suguhan lebaran,”terang Uci saat ditemui di rumahnya yang asri di Desa Penusupan RT 01, RW 06 Nomor 9, Kecamatan Pangkah, Rabu (5/3/2025).
Meski pesanan melimpah, Uci mengaku semua pekerjaan dilakukan olehnya dengan dibantu suami dan empat anaknya. Di saat libur sekolah, dua anaknya yang masih dibangku SMA dan SMP turun membantunya mengisi adonan nastar dengan selai nanas dan membentuknya menjadi bulatan seukuran kelereng.
Selama puasa, pekerjaan membuat adonan kue kering dilakukannya mulai pukul 07.00. Setelah adonan siap, barulah anggota kelurga turun membantu mengisi adonan dengan selai nanas yang sebelumnya sudah dibuat oleh Uci.
Adonan yang sudah berbentuk bulat kelereng itu lalu dipanggang menggunakan oven tangkring. Saat adonan sudah di dalam oven, Uci pun membuat bahan olesan nastar yang terbuat dari campuran kuning telur, kental manis dan pewarna kuning muda. Bahan olesan ini berfungsi untuk mempercantik kue nastar buatannya. Setelah kue matang, barulah dilakukan proses pengemasan.
Uci menuturkan, usaha tersebut dijalankan berawal dari kecintaan anak-anak terhadap kue nastar. Saat membeli nastar di toko, dia dan anggota keluarganya kerap merasa kurang puas dengan rasa dan harganya.
“Saat beli di luar ada yang tidak enak, ada yang harganya mahal. Karena saya bikin sendiri, kenapa tidak bikin saja. Ternyata dari anak-anak dan keluarga menyukai. Karena keluarga dan tetangga banyak yang pesan, nah kenapa tidak saya kembangkan,”ucapnya.
Mulailah pada tahun 2018 dia membuat kue nastar sendiri untuk dikonsumsi anak-anak dan keluarga. Barulah tahun 2020 dia serius menekuni usaha membuat kue kering dan katering.
Saat ini, Uci tak hanya membuat nastar, tapi juga membuat kue putri salju, kue kacang, kastengel , stik coklat, kacang bawang, kurma coklat dan sus coklat. Dari sekian banyak varian kue kering buatannya, stok nastar yang paling banyak.
“Untuk stok nastar sampai 70 persen. Sisanya 30 persen stok selain nastar,”tuturnya.
Kue kering buatannya seperti nastar dan kastengel, stik coklat dipasarkan dengan harga Rp 55.000/toples (berat 500 gram), sedangkan varian lainnya kue kacang dan putri salju Rp 50.000, kacang bawang Rp 40.000.
Tak hanya berkutat dengan adonan kue kering, wanita yang aktif di organisasi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Kabupaten Tegal ini pun merambah jasa katering pembuatan snak basah seperti wajik, nona manis, bolu semangka, bolu kukus gula jawa hingga bandeng bumbu kuning. Bahkan tiga produknya sudah mendapat label halal yakni nastar, wajik dan bandeng bumbu kuning.
Dengan berbagai pelatihan ng diikuti bersama kelompok UMKM binaan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Tegal dan adanya izin PIRT maupun halal yang dimilikinya, usaha kue kering dan catering yang dijalani semakin pesat. Sejumlah instansi pemerintah , DPRD dan perbankan kerap menggunakan jasanya untuk menyediakan nasi box dan snak box.
Dari berjualan kue kering, Uci mengaku dapat membiayai kebutuhan sehari-hari termasuk membiayai dua anaknya di bangku perguruan tinggi. **