TEGAL, smpantura – Puluhan santri di Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Kelurahan Tunon, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, antusias mengikuti sosialisasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal, Kamis sore (13/3/2025).
Kegiatan itu semakin istimewa dengan kehadiran Wakil Wali Kota Tegal, Tazkiyyatul Muthmainnah (Mbak Iin) yang ikut memberikan dukungan dan apresiasi terhadap upaya edukasi keuangan bagi generasi muda, khususnya para santri.
Dalam sosialisasi ini, santri juga mendapatkan pemahaman transaksi non tunai atau QRIS. Sosialisasi CBP Rupiah bertujuan untuk meningkatkan pemahaman santri tentang pentingnya menjaga, menggunakan dan memahami Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara.
Para peserta antusias mengikuti berbagai sesi interaktif dan aktif bertanya kepada Kepala KPw BI Tegal, Bimala sebagai narasumber.
Melalui sambutannya, Wakil Wali Kota Tegal mendukung upaya yang dilakukan Bank Indonesia dalam menyosialisasikan gerakan Cinta, Bangga dan Paham Rupiah. Tidak hanya kepada santri, Mbak Iin demikian dia akrab disapa juga berharap agar sosialisasi dan literasi keuangan dapat diberikan lebih luas kepada masyarakat.
“Sosialisasi ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan literasi keuangan bagi santri. Semoga dengan mengenali nilai dan peran Rupiah, mereka bisa lebih bijak mengelola keuangan, memperlakukan uang dengan baik dan benar serta mencintai dan bangga terhadap rupiah,” jelasnya.
Kepala Kantor KPw BI Tegal, Bimala menjelaskan sosialisasi CBP Rupiah bertujuan untuk menanamkan kesadaran generasi muda agar lebih mencintai dan memahami rupiah serta mencegah peredaran uang palsu.
Acara sosialisasi dikemas dengan buka puasa bersama dengan mengusung tema memperkuat tali silaturahmi, meningkatkan kualitas diri dengan meraih kebaikan dan kebersamaan dalam keberkahan Ramadan.
“Kami terus bergerak menyosialisasikan CBP Rupiah dan pemahaman transaksi non tunai. Salah satunya kepada para santri Ponpes Mambaul Ulum yang merupakan Gen Z. Mereka tentunya sudah paham dan terbiasa dengan digital. Bank Indonesia harus melakukan sosialisisati ini agar mereka mereka tidak gaptek dan harapannya bisa mengadopsi pembayaran secara digital,” kata Bimala.
Dengan pembayaran digital, lanjut Bimala, risiko yang timbul semakin kecil, apabila pembayaran dengan uang tunai, mereka harus mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah seperti apa dan dengan pembayaran digital mereka bisa lebih cepat, lebih murah, efisien dan juga lebih aman.
Sementara, Pengasuh Ponpes Mambaul Ulum, KH Rohmani menilai bahwa silaturahmi dan buka bersama sekaligus pengenalan uang Rupiah pada santri sangat diperlukan agar mereka lebih mengenal tentang uang Rupiah, termasuk santri diajari bagaimana mengenali uang asli, bagaimana menyimpan uang dengan baik supaya tidak rusak.
“Bagus, ini sangat mengedukasi anak, agar anak-anak memiliki pengetahuan baru tentang Rupiah, apalagi pembayaran melalui QRIS,” katanya. **