Slawi  

Dinkes Cek Takjil dan Bagikan APD Kepada Pedagang Pangan Siap Saji

SLAWI, smpantura -Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal melakukan pemeriksaan pangan olahan siap saji (PPOSS) di Kota Slawi, Selasa (18/3) sore. Pemeriksaan kali ini difokuskan pada aneka takjil yang banyak dijajakan pedagang di bulan Ramadan ini Pada kegiatan tersebut, tim membeli sejumlah makanan dan minuman siap saji dari pedagang yang tersebar di tiga lokasi. Selanjutnya sampel makanan dan minuman diantaranya berupa kolak, es buah, es doger, cilok, empek-empek diuji secara in-situ atau secara langsung di lapangan.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui makanan tersebut mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks maupun pewarna berbahaya atau tidak.

Ketua Tim Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinkes Kabupaten Tegal Siti Nuraeni mengatakan, pemeriksaan ini merupakan yang pertama di bulan Ramadan yang bertujuan memberikan keamaan dan kenyaman kepada konsumen.

Kegiatan pengawasan olahan pangan siap saji (POPSS) ini difokuskan kepada para pedagang takjil. Karena dikhawatirkan ada pedagang yang menggunakan bahan tambahan seperti pewarna, boraks dan formalin.

“Biasanya di bulan puasa banyak pedagang yang menjual takjil. Maka dari itu, kami menyikapi dengan melakukan pengawasan , pemeriksaan dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE),”kata Siti Nuraeni.

Dalam kegiatan itu, tim juga memberikan edukasi kepada para pedagang agar makanan diolah dengan cara yang benar. Harus steril dan bersih, serta tidak tercampur dengan bahan-bahan non pangan.

BACA JUGA :  Api Kembali Menyala, Kebakaran di TPA Penujah Diduga Disengaja

Ia juga berpesan kepada pedagang agar menggunakan bahan pangan yang aman, dan tidak boleh mengginakan bahan non pangan yang berbahaya sepertu boraks, formalin dan pewarna tekstil.

Tim Dinkes juga membagikan alat pelindung diri (APD) berupa masker, celemek dan sarung tangan plastik kepada pedagang.
“Ini sangat penting karena mereka berhubungan dengan makanana yang langsung bisa disantap,”sebutnya.

Sementara itu, Programer Tempat Pengolahan Pangan Sanitarian Ahli Dinkes Kabupaten Tegal, Toipah, menegaskan bahwa pengawasan kali ini tidak ada temuan. Namun, pihaknya masih sanksi terhadap salah satu makanan yang disinyalir mengandung formalin. Untuk itu akan dilakukan pemeriksaan sampel di labratorium kesehatan Dinkes dengan menggunakan alat yang lebih canggih.
“Intinya harus ada penegasan di laboratorium dengan menggunakan alat yang lebih canggih lagi,” tuturnya.

Kegiatan disambut Sapuri (39) pedagang es doger dari Desa Gumalar. Menurutnya kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi pedagang . Apalagi dalam kegiatan itu dirinya mendapat alat pelindung diri.

“Bagus sih. Sebagai pengingat pedagang agar selalu memperhatikan soal kebersihan tempat jualan, dan makanan yang dijual. Pedagang kan langsung berhubungan dengan konsumen, harus jaga kesehatan juga,”ujarnya. **

error: