Slawi  

Alumni Bedah FK Undip dan RSUD dr Soeselo Gelar Operasi Sumbing Bibir dan Langit- Langit

SLAWI, smpantura – RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal bersama alumni Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ( Undip) , Smile Train dan Pemkab Tegal melaksanakan operasi sumbing bibir dan langit- langit, Sabtu (12/4/2025).

Operasi sumbing bibir dan langit- langit diikuti 11 anak mulai usia 3 bulan sampai dengan 10 tahun. Mereka tak hanya berasal dari Kabupaten Tegal, tetapi juga dari Kota Pekalongan, Pemalang, Brebes dan Banyumas.

Enam pasien yang berasal dari Kabupaten Tegal antara lain dari Balapulang, Lebaksiu, Batumirah, Slawi, Dukuhwaru.

“Hari ini Pemerintah Kabupaten Tegal hadir sebagai wujud nyata salah satu bentuk kepedulian untuk mengatasi permasalahan celah bibir dan langit-langit (CBL) dengan melaksanakan kegiatan bakti sosial berupa operasi labioskizis secara gratis kepada 11 anak, yang berasal dari Kabupaten Tegal, dan kabupaten tetangga seperti Brebes, Banyumas, dan Pemalang dan Pekalongan,” tutur Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman yang hadir pada acara tersebut.

Bibir sumbing merupakan kelainan bawaan pada bayi yang menyangkut celah bibir dan langit-langit (CBL) sehingga menganggu dalam fungsi vital berbicara, makan, dan tentunya akan mempengaruhi kepercayaan diri anak dalam tumbuh kembangnya.

Dengan adanya operasi ini, tidak hanya membantu memperbaiki bentuk fisik, tetapi juga membangun harapan, masa depan, dan semangat hidup baru bagi anak-anak.

Pelaksanaan bakti sosial operasi labioskizis atau bibir sumbing merupakan bagian dari program 100 hari Bupati Tegal, juga merupakan rangkaian awal kegiatan untuk Memperingati Hari Jadi Kabupaten Tegal ke-424 Tahun 2025 yang akan diperingati setiap tanggal 18 Mei.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeselo Kabupaten Tegal, yang bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan Smile Train serta seluruh pihak yang telah menginisiasi dan menyukseskan kegiatan ini sebagai wujud nyata pelayanan kemanusiaan yang begitu berarti bagi saudara- saudara kita yang membutuhkan,” ungkap Ischak.

Berdasarkan literatur sebuah studi epidemiologi melaporkan bahwa kejadian selah bibir dan langit-langit berhubungan erat dengan ibu hamil yang terpapar rokok, mengkonsumsi alkohol, mengalami malnutrisi asam folat serta mengalami infeksi selama kehamilan, sehingga dapat beresiko terhadap bayi yang dilahirkan mengalami labioskizis. Semua kondisi ini mempengaruhi lingkungan intra uterin ibu selama kehamilannya.

Oleh karena itu bupati berpesan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dan jajarannya, agar lebih meningkatkan lagi edukasi kepada ibu hamil supaya mereka mampu menjaga proses kehamilannya sampai dengan kelahiranya dengan asupan gizi yang baik, dengan berperilaku kesehatan yang baik pula.

Peran Puskesmas dan Bidan Desa sangat penting dalam memberikan edukasi kepada ibu hamil untuk mencegah adanya cacat lahir CBL ini.

BACA JUGA :  Peningkatan Jalan Timbangreja-Sangkanjaya Rampung

“Saya juga titip pesan agar pelaksanaan Integrasi Layanan Primer (ILP) dalam mensukseskan pembangunan kesehatan kesehatan lebih dioptimalkan lagi. Berikan KIE yang jelas dan mudah dipahami kepada ibu hamil tentang bahaya paparan asap rokok, konsumsi alkohol, dan perilaku yang tidak sesuai kesehatan,” imbuhnya.

Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) Bedah RSUP dr Kariadi / Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Undip, dr Muhammad Rizqy Setyarto, Sp.BP RE Konsultan Kraniomaxillofacial Mars menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari acara halal bihalal alumni Bedah FK Undip, sekaligus dalam acara tersebut, pihaknya juga ingin berbagi dengan masyarakat setempat.

“Kami bekerjasama dengan RSUD dr Soeselo untuk menyelenggarakan kegiatan bakti sosial. Mudah- mudahan kegiatan kami bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Tegal dan sekitarnya,” sebutnya.

Pihaknya berharap kegiatan ini bisa
berlanjut untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Plt Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal Sri Harso Pamoro menuturkan, kegiatan tersebut bukan sekedar program medis tetapi merupakan bentuk kepedulian, kolaborasi dan kasih sayang terhadap sesama.

Kita memahami kondisi sumbing bibir dan langit- langit bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga pada tumbuh kembang anak, rasa percaya diri serta kualitas hidup secara keseluruhan.

“Melalui kegiatan ini kita berupaya menghadirkan harapan dan masa depan yang lebih cerah bagi anak- anak yang terlanjur istimewa,” tuturnya.

Dari hasil skrining yang dilakukan pada Jumat (11/4/2025) dari 11 peserta terdapat enam peserta laki- laki dan lima peserta perempuan. Diantaranya empat sumbing bibir, dua sumbing langit- langit, satu sumbing bibir dan langit- langit serta satu sumbing bibir dan langit- langit dan gusi , satu revisi hidung dan dua revisi palato.

Kegiatan tersebut disambut baik oleh orangtua pasien. Salah satunya Arif (32) dan Arin (32) orangtua dari Gesi Hapkari (18 bulan) dari Kelurahan Panjang Wetan, Kota Pekalongan.

Ia menuturkan, anaknya mengalami sumbing langit- langit. operasi kali ini merupakan operasi ketiga kali. Operasi pertama dilakukan pada usia tiga bulan di RS panti Wilasa Citarum, Semarang, yang kedua di Magelang saat usia satu tahun.

“Ini operasi ketiga untuk revisi langit- langit yang jebol,” sebutnya.

Mereka bersyukur anaknya mendapat fasilitas operasi secara gratis. Mereka berharap, ke depan anaknya dapat hidup lebih baik dan sehat. **

error: