Brebes  

Dari Jual Teh dan Laktopia, Kini Jadi Anggota DPR: Kisah Hidup Harris Turino Diangkat ke Buku

BREBES, smpantura – Pernah menjual teh keliling dan mengangkut pedagang pasar demi biaya kuliah, kini Harris Turino duduk di Senayan sebagai anggota DPR RI. Kisah inspiratif itu kini diangkat dalam buku berjudul “Jangan Pernah Menyerah! Kisah Inspiratif Harris Turino.”

Harris bukan berasal dari keluarga berada. Ia lahir di Tegal. Ibunya seorang guru, yang menanamkan pesan kuat: hanya dengan sekolah tinggi, anak-anaknya bisa memperbaiki nasib. Pesan itu terus dipegang Harris.

Sejak remaja, ia menjajakan laktopia dan teh. Saat kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), ia membantu mengangkut pedagang pasar ke Semarang demi biaya kuliah. Karena uang sangat terbatas, Harris sering makan di warung kaki lima terminal (koplak dokar) yang lebih murah dari kantin kampus.

Harris bersama istri , Susy Arianty juga membuka bimbel dan salon kecil di rumah kontrakan. Semua dilakukan untuk bertahan hidup dan mewujudkan mimpi.

Setelah menikah dan pindah ke Jakarta, hidup mereka masih sederhana. Tinggal di rumah BTN kontrakan, Harris dan Susy berangkat kerja dengan “tebengan”, menumpang kendaraan orang lain demi menghemat ongkos. Harris bekerja sebagai karyawan marketing, Susy sebagai penata rambut. Perlahan mereka bangkit, hingga Susy bisa membuka salon sendiri.

BACA JUGA :  Warga Desa Kedungbokor Tuntut Kades Mundur Geruduk Kantor Kecamatan, Ini Alasannya

“Saya ingin anak-anak muda dari kampung seperti saya dulu tahu bahwa kita bisa punya masa depan lebih baik jika mau berusaha, sabar, dan percaya diri,” kata Harris saat hadir dalam acara bedah bukunya, Selasa (10/6/2025), di Gedung LA, Bumiayu, Brebes.

Buku ini tidak hanya mengisahkan masa sulit, tapi juga jatuh-bangun di dunia politik. Harris sempat gagal pada Pileg 2019 dan mengalami depresi. Namun dorongan sang istri membuatnya bangkit kembali. Ia akhirnya lolos ke DPR RI periode 2024–2029, mewakili Dapil Jateng IX (Tegal, Kota Tegal, Brebes).

Buku ini dibedah oleh Prof. Dr. Imamudin dan wartawan senior Kuncoro Wijayanto. Menurut Imamudin, kisah Harris sangat relevan bagi generasi muda.“Ini bukan soal sukses pribadi. Ini bukti bahwa pendidikan bisa mengubah nasib dan semangat pantang menyerah itu nyata,” ujar Imamudin.

Acara bedah buku dihadiri berbagai kalangan, mulai dari kepala desa, mahasiswa, pelajar, pegiat literasi hingga warga sekitar. Diskusi berlangsung hangat, penuh motivasi.(**)

error: