TEGAL, smpantura – Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, Abdul Fikri Faqih, menyoroti keterlambatan transportasi saat puncak haji, sehingga menyebabkan jemaah stres.
Sejak Rabu (4/6/2025) Waktu Arab Saudi (WAS) pagi, banyak jemaah yang sudah siap berangkat ke Arafah namun hingga Kamis pagi, saat wukuf akan dimulai, mereka belum juga diangkut.
“Jemaah menyampaikan keluhan, ketika mereka sudah siap dari hari Rabu pagi, tapi sore belum diangkut, malam belum diangkut, Kamis pagi yang mestinya harus sudah di Arafah belum diangkut juga,” tutur legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam siaran pers yang diterima smpantura.news, Jumat (13/6/2025).
Puncak dari pengorbanan jemaah terlihat ketika layanan bus kembali bermasalah saat pergerakan dari Muzdalifah ke Mina untuk lempar jumrah.
Tak kunjung dijemput, para jemaah memutuskan untuk berjalan kaki bersama menempuh jarak enam hingga tujuh kilometer.
“Itu mereka tetap bekerja keras. Bahkan setelah dari Muzdalifah ke Mina, nggak juga dijemput, akhirnya jalan kaki itu 6-7 kilometer. Luar biasa, jalan kaki bersama. Pengorbanan seperti ini mudah-mudahan dinilai oleh Allah SWT sebagai pahala yang luar biasa,” jelasnya.
Sikap para jemaah ini, menurut Fikri, harus menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia.
Semangat untuk tidak saling menyalahkan, namun fokus mencari solusi di tengah kesulitan adalah karakter yang perlu dibawa pulang ke Tanah Air.
“Ini kita harus berkaca, berterima kasih dan mengambil pelajaran dari jemaah haji Indonesia. Jika semangat ini diterapkan di Indonesia, tidak saling menyalahkan tapi bagaimana mencari solusi, ini luar biasa,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Anggota DPR RI dari Dapil IX Jawa Tengah memberikan apresiasi dan pujian kepada para jemaah haji Indonesia tahun ini.
Di tengah berbagai tantangan dan masalah layanan yang muncul, para jemaah dinilai menunjukkan kesabaran, ketangguhan dan semangat yang luar biasa dalam menyempurnakan rukun Islam kelima.
Menurut Fikri, kesabaran jemaah haji Indonesia menjadi cerminan kekuatan mental dan spiritual yang patut dicontoh.
Meskipun menghadapi masalah krusial seperti keterlambatan transportasi hingga tenda yang kelebihan kapasitas, para jemaah tidak melakukan protes atau demonstrasi.
“Kami menilai luar biasa jemaah haji kali ini. Kesabaran dan kesungguhannya, di tengah problematika eksternal begitu rupa, tetapi masih bersemangat untuk menunaikan ibadah haji,” tuturnya.
Meskipun memuji jemaah, Timwas DPR tetap menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan ibadah haji.
Berbagai kesepakatan yang telah dibuat dengan pihak penyedia layanan (syarikah) di Arab Saudi ternyata tidak dapat dipenuhi di lapangan, sehingga menyebabkan kekacauan yang merugikan jemaah.
“Kami, Timwas berkomitmen akan menindaklanjuti temuan ini agar kualitas pelayanan haji di tahun-tahun mendatang dapat diperbaiki secara signifikan,” pungkas Anggota Komisi VIII DPR RI ini. **