SEMARANG, smpantura – Beragam produk pangan murah yang ditawarkan di area Jateng Fair 2025 di kompleks PRPP Kota Semarang diserbu pengunjung. Komoditas seperti jagung ketan, salak organik, buah naga, hingga kopi menjadi incaran dan laris dibeli oleh masyarakat.
Perwakilan petani dari komunitas kopi Jawa Tengah binaan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) provinsi Jateng, Ridho Sudarno mengatakan, produk kopi lokal menjadi salah satu produk paling diminati. Salah satunya adalah kopi bir.
Kopi bir sendiri bukan minuman beralkohol. Dinamakan demikian karena sensasi rasanya yang unik—sedikit bersoda, asam, dan manis segar. Banyak pejabat publik yang sudah menikmati kopi tersebut, di antaranya Gubernur Ahmad Luthfi saat berkunjung ke gerai pameran tersebut.
“Kopi ini juga jadi favorit Pak Nana Sudjana (Pj Gubernur Jateng) dan Pak Sri Puryono (eks Sekda Jateng). Bahkan beliau-beliau masih rutin pesan,” kata saat ditemui pada Senin, 30 Juni 2025.
Kopi yang dipamerkan berasal dari petani binaan Distanbun. Beberapa varietas yang juga dikenalkan antara lain Gayo, Kartikasari, Yellow Katura—yang warnanya berubah dari hijau ke kuning saat matang—hingga Kopi Lanjan/Wulung dari Sumowono Kabupaten Semarang.
“Kami ingin pengunjung tidak sekadar belanja, tapi juga belajar. Tiap hari ada kopi gratis dan sesi edukasi soal kopi lokal Jateng,” ujarnya.
Tak hanya kopi, perwakilan Distanbun Jateng, Danik Ayu menuturkan, banyak komoditas juga menarik perhatian, karena harganya jauh lebih murah dari pasaran. Di antaranya jagung ketan dijual Rp16.000/kg (harga pasar Rp20.000), salak pondok organik Rp10.000/kg (harga pasar Rp15.000), dan jeruk wokam Rp20.000/pack, lebih hemat dari biasanya.
Salah seorang pengunjung asal Semarang, Desti mengaku, membeli kentang karena harganya lebih murah dari pasaran.
“Di pasar 14 ribu cuma dapat kentang kecil-kecil. Di sini 15 ribu dapat yang besar-besar,” ujar dia.
Mahasiswa asal Semarang, Gabriel, berharap event ini terus dikembangkan, karena banyak hal yang menarik bagi masyarakat.
“Semoga ke depan lebih meriah lagi dan banyak artis nasional biar makin ramai,” ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan, Jateng Fair bukan sekadar ajang pameran. Jateng Fair merupakan tonggak sejarah untuk menciptakan inovasi baru dan wadah untuk menghubungkan konektivitas antara budaya, seni, ekonomi, ekonomi kreatif, UMKM, bahkan terkait dengan investasi.
“Ini dalam rangka menumbuhkan konektivitas antara budaya, seni, ekonomi, ekonomi kreatif, UMKM, bahkan terkait dengan investasi semua kita tampilkan,” tuturnya
Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta perwakilan dari kabupaten/kota se-Jawa Tengah, lanjutnya, juga turut serta menampilkan potensi dan produk unggulan mereka. (**)